Malam semakin menunjukkan derajat terendah
Tak dapat ku cium hawa kehangatan
Kabut bergulingan di hamparan jalanan
Angin yang bertiup mengibarkan rambut yang mulai mengeras
Dinginnya menusuk sendi-sendi tulang
Nafas ku tersengal, nadi ku seakan terputus
Aku tak tentu arah gegelapan malam membutakan mataku
Sang dewi tak mampu menerangi langkah yang kian ronta
Dengan beralaskan kepingan es Aku terus bejalan tertatih
perasaan ku berkecamuk mencoba bermain main di gulungan salju yang kian membuih
Pilu yang menusuk jiwa yang makin membara
membakar kepingan hati yang rapuh
Sosok itu selalu hadir saat musim dingin tiba
Dan dia adalah satu-satunya alasan
Aku berada disini
Tapi kali ini aku tak menemukannya
Salju ku telah berubah menjadi es yang terbujur kaku
ku lepas semua pundi kerinduan
Ku tumpahkan semua kepedihan
Ku bebaskan hati yang kian menjerit
Baiklah...
Tak akan lagi begini
Aku tak mau mati membeku karena mu
Aku tak mau seperti pohon tak berdaun itu
Aku yakin suatu saat akan ada sepercik cahaya
Yang akan membawa ku ke kehidupan yang hangat
Ketika musim berganti
seiring sang pagi datang
mentari bersinar terang...
dan saat itu
Aku pastikan kau tak kan lagi menari dibenak ku
Salju ku kini berubah menjadi kumpulan es yg terbujur kaku
Selamat tinggal
Salju ku
Selamat tinggal
Sihati beku
Ketahuilah..
aku akan slalu merindukan
salju putih dan sejuk
0 komentar:
Posting Komentar