Tuhan tau apa yang kita butuhkan , bukan apa yang kita inginkan

.
RSS

....


Pagi berselimut embun membuat aku ingin segera menuju pelantaran, menghirup oksigen segar dan secangkir cokelat panas. Aku termangu menatap dedaunan yang tersipu malu di tiup angin. Kicau burung menghentakkan gendang telinga.
"Lihat, mereka pasangan serasi ya??"
"Ya, Sangat serasi, ku dengar besok mereka akan berbulan madu di tanah kelahiran mempelai laki-laki".

Hangatnya cokelat tak lagi terasa. Aku berubah menjadi sesuatu yang padat dan kaku.

Aku ingat, suatu hari kau katakan jika akan mengajakku ke kotamu, kota yang selalu kau ceritakan dengan menggebu. Hingga akupun membawanya dalam tidur. Sebuah tempat yang membuat aku ingin segera berkunjung kesana.

Ku lihat kamu dibalik tirai, dia sedang berkemas. Yang seharusnya aku. Aku yang sudah lama ingin, mengapa harus dia??

Rasanya tak ada perlu aku bertanya, karena kebahagiaanmu yang utama.
Sekarang dan nanti mungkin tak akan lagi bisa merengek meminta untuk serta. Tapi aku masih punya sesuatu yang bernama harapan. Dan aku percaya Tuhan punya cara sendiri. Mungkin suatu saat aku akan kesana, jelas bukan bersama ataupun karena mu. Akupun belum tau, yang jelas aku akan kesana suatu saat nanti..Tunggu saja....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

my silly#5


Angin sendu kembali berputar mendarat disekitar benak, menjangkau akal sehat hingga jatuh sakit. Sakit yang tak terperih.
Sempat angin ini menghilang, sejak kehadiranmu tepatnya.
Dan aku merasakan kehadiranmu yang mulai pudar perlahan.

Rasanya ngilu saat kamu memang tak lagi peduli. Tak lagi bertanya.
Aku mulai kusut, menyesali apa yang salah dengan diri.
kamu hei sang bara... api ku tak akan hidup tampamu...

Tolonglah... hari sudah gelap dan api unggun kita mulai runtuh diterpa angin sendu.
Kamu jangan lagi tak peduli, karena kita unggun itu ada, bersemi dalam kegelapan

Kembalilah seperti sediakala... Seperti bara yang siap mengobarkan api semangatku....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

princess lily


Ku temukan kamu di malam itu, dingin mencekam, perut mengerang, taklah penghalang untuk ku merancang trik. Bagaimana cara agar kau kemudian menyapaku. Dan akupun akan tau namamu dan selanjutnya akan mengantarmu pulang bersama si naga hitam tentunya.

Kau si wanita penuh kharisma, eh bukan tapi aneh. Kau punya sorot mata yang tajam bulat dan tertebak kau itu kuat di luar dan rapuh di dalam. Seperti porselin yang mudah tersinggung dan pecah. rambut pirang ikal, jelas tak pernah tersentuh mesin catokan yang disering digunakan kebanyakan wanita. Wajahmu merona walaupun tampa diolesi gince dan pernik ala wanita lainnya. Membuat kamu sungguh berbeda. Kau si wanita yang memiliki tempat khusus di rak hatiku.
Langsung saja terbesit dibenakku jika aku akan menjagamu dan membalutmu dengan serpihan baja yang kuat.

Ratusan kepala itu tak menghalangi pancaran gemerlapmu. Rambutmu yang tebal, menjulur sepanjang rusuk menutupi wajahmu dari samping. Kau sepertinya kebingungan, merasa sendiri dalam keramaian. Sungguh aku ingin menghiburmu,,,
Tatapanku masih tertuju. Ingin ku menyapa, tapi aku bukanlah tipe yang seperti itu.
Kau tengah asik dengan dirimu sendiri tak peduli apa yang dikatakan wanita yang berdiri dihadapan ratusan umat. Aku penasaran apa yang tengah kau lakukan ...?
Ku pertajam indera agar aku dapat mengintipmu.
Oh,,, Kau tengah menggambar sesuatu di filemu. Sepertinya kau suka menggambar dan pastinya suka komik. Ini peluangku.
Kita duduk sejajar di bangku kedua dari belakang. Kamu duduk di bangku paling kiri dan ada empat bangku yang memisahkan kita.
hmm.. Oh... Seseorang yang duduk dibangku sebelahmu, kau mengobrol dengannya? ah,,kurasa ia hanya menanyakan sesuatu yang tak penting. Sayang,,, jangan hiraukan ...

Aku tak tinggal diam.
"Heh, Bro,,, boleh tukeran bangku nggak? disini gue nggak liat tulisan yang di depan nih... "
Untung dia tak keberatan. Peluang selanjutnya.
Aku melirik tampa kau ketahui. Kini aku dapat melihat jelas apa yang sedang kau gambar. Seorang wanita memainkan biola. Sungguh itu melambangkan jiwamu yang sendu.
Wanita yang berdiri di depan semakin antusia berkoar... Kau sama sekali tak tertarik. Kau masih tertunduk di muka file dan wanita pemain biola.
Ku tau pikiran mu tak disini kan? Ayolah,,ajak aku. Aku ingin melayang bersamamu, sayang,,,,

Pernah dengar bagaimana rencana Tuhan itu? Ya, aku tau ini adalah salah satu rancangan-Nya. Di tas ku tertonggok anggun 5 buah komik yang belum sempat ku kembalikan dan tak sengaja terbawa.
Seperti layaknya tokoh-tokoh kartun, di kepalaku keluar bohlam 100 wat, WOW...
Aku mengeluarkan komik dan membacanya~pura-pura membaca.
Kau melirikku malu-malu, kita sama sayang,,, memiliki gensi yang amat tinggi.
Tapi akhirnya kaupun menyapaku. Seperti yang telah ku bicarakan di awal. Terkabul akhirnya.

Ingat sayang,, pikirkan apa-apa yang kamu inginkan, yakinlah suatu saat Tuhan mengabulkan.

"Lagi baca komik ya?.."
Suaramu mengalun di telinga mengarungi sel-sel yang haus rasa.
"Ya,,,". Jawab ku singkat~pura-pura bersikap biasa.
Detik berikut kita telah bertukar nama.
"Nara" Katamu sambil tersenyum.
"Nara??nama yang aneh, semacam bumbu dapur ya??hahhaa...Aku tertawa sejadinya tak peduli kerut di bibir mungilmu.
"Sutejo" Kataku.
Kamu langsung melirik nametag yang bergayut di sakuku.
"Bohong,,"Kamu menatapku sinis.
"Emang penting ya siapa nama gue?"
"Yaiyalah, kalo gue nggak tau nama lu gimana gue mau manggil?"
"Oh,,jadi lu mau manggil gue"
Kamu kembali menatap ke depan dengan bibir agak menekuk. Aku memang menyebalkan sedari pertama kan??

Kita hanyut dalam pengisian tebak-tebakan yang ku isi asal dan sebagian mengintip jawabanmu.
Kamu hanya tersenyum saja.
"Udah kelar?"
"Udah, lu?"
"Udah juga"
Tak lama ponselmu bergetar.
"Eh,, hp lu bunyi tuh? hem,, pacarnya ya??"
"Bukan, temen.."
"Kalo pacar juga nggak apa-apa ko?"
Kamu tak mempedulikanku, kamu hanya asik mengetik di keypad ponselmu.

Akhirnya kita keluar juga dari ruang enggap ini.
diantara sesak umat aku kehilangan jejakmu...
Apa kita bisa berjumpa lagi??? Aku sangat berharap itu terjadi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

the castle $could


Dalam selimut kelabu, aku mengaduk jari di perputaran waktu. Mencari-jari jejakmu.Untuk mengobati rasa aneh yang sering datang saat gemuruh mulai mendominasi ujung senja.
ku sibak segala dera, guna menyiapkan diri untuk kembali menatapmu dibalik kusen. coba kau lihat,,kusen ku buram.. Berdebu dan kusam... Ah,,kau tak akan pernah tau dan tak mau tau itu.
Kau semakin semu. Rasanya lima windu bukan waktu yang sebentar, dan sejak itu kau masih saja menyelinap di bilik waktu. Kau yang tak akan pernah menjadi sesuatu untukku. Siapa aku saja kau tak akan pernah mampu menjawab.

Sejak kau layangkan tinta kertas wangi bertinta emas beberapa waktu lalu, aku mulai kebingungan bagaimana cara bernafas.
Sebaiknya memang aku tak pernah membuka apa isi tinta-tinta tak tau adat itu.
Ya, akhirnya kau pilih dia. Karena kalian setara. Dan aku mengerti sekarang. Jika cinderella itu hanya ada dalam dongeng dan khayalan para babu sepertiku.
Jika pangeran berkuda putih itu hanya arakan awan yang bisa berubah setiap perputaran waktu, lenyap disapu angin.
Berbahagialah di Istananya, dan aku akan tetap membangun istana awan. Istana yang pernah kau rancang untuk kemudian kau lenyapkan.

Senja masih berirama gemuruh. Sebentar lagi hujan turun dan akan menghapus istana awanku.
yah,,, sebaiknya memang dihapus saja....
Istana pasir sepertinya lebih asik... :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

my man #2


Assalamu'aiakum pa...
Kembali teringat padamu. Tepatnya ingin mengadu.
Ada kabar yang ingin ku sampaikan pa. Ini tentang anakmu paling kecil, ingatkah saat papa tinggalkan? Bagaimana tingkahnya?
13 tahun bukankah masih cukup muda? cukup muda untuk memahami mengapa papa pergi begitu cepat. Mengapa papa tak lagi hadir mengambil rapot dan mengusir nyamuk sebelum kami tidur. Cukup muda untuk memahami jika ia harus menggantikan posisimu. Sebagai laki-laki.
Anakmu itu kini telah berumur 19 tahun.
Telah dewasa. Telah mengerti mengapa kini papa pergi dan bagaimana bersikap menjadi seorang laki-laki. Dia memang mirip seperti mu. Dia suka apa yang papa suka. Diapun punya cita-cita yang tak kalah mulia.

Rasanya memang tidak adil, jika si manja ini harus menjadi seorang yang tangguh. Tapi dia pun mengerti dan menjalani dengan sepenuh hatinya.
Aku adalah kakak paling beruntung sedunia, mempunyai adik sepertinya.

pa,, ingatkan ketika ia demam, aku ikut sakit. Begitupun sebaliknya.
Seminggu yang lalu adik jatuh, dan dirawat.
Sedang aku. Aku tak ada disampingnya merawatnya, menghiburnya.
Pa,, hingga sekarangpun aku merasakannya. Merasakan sakit yang ia rasakan sekarang, apa yang harus aku lakukan pa????

Pa, doakan dia, semoga cepat sembuh, dan tidak terjadi apa-apa. karena dia sangat berharga untukku dan mama. Dia kebanggaan keluarga.
Dia punya cita-cita yang besar pa.. yang akan membuat papa bangga. Tularkan semua kebaikanmu padanya.
Pa, sampaikan pada Tuhan. Agar selalu melindunginya dimanapun ia berada. Amin...

Rindu papa,adik,mama dan gubuk kita.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Followers