Tuhan tau apa yang kita butuhkan , bukan apa yang kita inginkan

.
RSS

Elegy senja # 2



Malam ini seperti malam-malam sebelumnya. Matanya masih bulat dengan kelopak sembab. Untaian luka itu semakin meradang, mengeluarkan cairan di sekujur mata cokelatnya.

Ia menoleh kekanan. Yang ada hanya angin lembut tengah asik menggelitik guling tuli. Teringat ia akan sosok yang setahun ini mengisi tempat istimewa disamping gulingnya. Sosok penangkal kesedihan dan penampung kegundahannya. Sosok yang setiap malam sibuk mengusir nyamuk liar yang berusaha menculik darahnya. Sosok yang kini telah tidur untuk selamanya, tapi bukan disampingnya.

Ia menyeret kakinya keruangan yang terletak di tengah. Ada sebuah sofa panjang tempat ia menunggu kamu pulang hingga terlelap tampa sempat menyambutmu datang, karena kau pulang sudah larut malam. Hari inipun ia menunggumu datang,., ia menoleh ke arah pintu masuk. Berharap kau datang dan mengecup keningnya.

Hari ini genap kamu pergi sepuluh hari, orang-orang silih berganti menghibur dan mencoba menguatkan belahanmu itu. Tapi tak satupun yang mampu mengikis kesedihannya. Ia telah kehilangan separuh nyawanya. Bagaimana ia bisa bertahan??

Cahaya mentari menerobos tirai tipis menerpa wajah kusutnya. Sontak ia terjaga, ia telah berada di tempat tidurnya dengan selimut menutupi sebagian tubuhnya. Kembali ia menoleh ke kanan,,, Untuk pertama kali sejak kau pergi ia tersenyum. Katanya semalam ia bertemu dengan mu di merry round, tempat pertama kali kalian bertemu. Saat ia menumpahkan es krim pada kemeja biru muda mu.

“Maaf,,, maaf ,saya nggak sengaja.” perempuan berpakaian gombrong itu mencoba membersihkan kemeja mu dengan sapu tangan yang ia keluarkan dari tasnya. Ya, ia memang tidak sengaja. Tapi mungkin itu kesengajaan dari sebagian rencana Tuhan agar kalian bertegur sapa.

Ia kembali mengapung di udara, melayang-layang seperti kalian menaiki merry round bersama kuda-kuda dan kerlap-kerlip lampu warna-warni. Ia tertawa!~sendirian. Sedikit demi sedikit kewarasannya mulai direnggut perputaran waktu. Siapa yang tau?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Man in the Frame



Ku mulai membuat aksara yang akan ku isi hanya tentang mu, kamu yang tahun lawas ku kenal sebagai orang asing, orang yang tak pernah ku cari tau siapa nama mu dan apa yang kamu suka.
Kamu yang tahun lalu ku bentak serta merta ku tolak tampa talak.
Kau kemudian belajar mundur belajar mencari udara di atmosfir yang secara tak kau sadari kau tak mampu bernafas tampa oksigen ku.
mengapa aku?
Ketika kau sedikit bernafas dengan dia, dia yang telah menyeret bulir-bulir nafas cinta, lalu aku tersentak mungkin kau lebih butuh oksigen ku...
aku yang egois , tak rela ku mencicipi oksigennya tapi tak mau membagi sedikit oksigenku untuk mu, aku yang masih membuarkanmu seperti ikan berjemur didaratan. mulutmu menganga mencari-cari oksigen..
Betapa kejamnya aku...
apa yang kau lihat bersama ku? yah,,,hanya penderitaan berkepanjangan,
Jadi, sudah ku putuskan keterpisahan itu lebih baik. karena sungguh sulit rasanya oksigen ini dapat berbaur dalam paru-parumu.

Dan saat oksigen ini telah mampu beradaptasi dalam paru-paru mu, mengapa kau malah memuntahkannya???? mengapa kau malah mengeluarkannya seperti kotoran ??
Ya, aku tak lebig dari itu rasanya. kotoran yang membuat kelegaan jika dikeluarkan...
ya,, biar saja...
Jika keterpisaan ini membuat kamu mengerti siapa aku.

ku katakan sudah keanehan yang terus tumbuh dalam otak ku yang minus ini.
Pernah kau berkata tentang anak-anak yang terlahir dari ibu-ibu mereka. Bagaimana dengan anak ku? kata mu anakku akan terlahir dengan sifat aneh, yang hari ini peri hari lain seperti iblis. yang mempunya hati sekeras baja. semoga saja anak mu tak menuruni sifatmu itu. katamu begitu.

Sepertinya kau semakin mengerti siapa diri ku ini.
Tolong secepatnya kau kemasi hati mu dan tinggalkan gubuk kenangan bersamaku. aku akan tetap menjaganya, dan kau pergilah, kejarlah kebahagiaan yang sempat tertunda karna kau terlanjur masuk di gubuk penderitaan ku ini.
Menjauh lah,,,ku rasa istana dan seorang permaisuri tengah menanti mu disana....yah,,, kau pasti buta sekarang, kau tak melihat apa-apa. Tapi lihat jika kau telah berjarak sekian mil dari gubukku.

hei,, kau diam saja??
mengapa? tak suka?
tentu saja, karena kau buta!! aku bukan orang yang kau cari!!!!! Tolong ...
Baiklah, kalau kau tak mau berkemas, aku akan bantu mengemasi barang-barang mu, Dan tak akan ku sisakan barnag sepeserpun!!!!
Enyahlah kata ku!!!!!!!!!!!!!!!
hei kau diam saja!!!!!!!!!!!!!!!

----
Seorang wanita dengan rambut terurai tengah membanting benda-benda di hadapannya.
Ia sedari tadi berbicara dengan seorang lelaki yang selalu tersenyum dalam figura usang.
Wanita yang di nobatkan gila sejak ia membuka sebuah kotak di pinggir hutan dekat rumahnya
ia membunuh suaminya setahun yang lalu, ia mencekik leher suaminya sampai ia tak bernyawa. Dan setelah itu hantunya bergentayangan dalam hidupnya.... Antara waras dan gila.
Semuanya telah hancur, kecuali figura itu , figura yang telah terpatri di sudut dinding.
***
maaf, kalo agak aneh tulisannya. otak saya lagi terganggu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

monolog


Hei jendela… maaf jika sudah lama tak menjumpaimu.

Rasanya aku telah kehabisan kata untuk kemudian dirangkai menjadi seikat kata, atau apalah namanya.

Mungkin saja otak ku memang sedang waras.

Pernah orang berkata mimpi itu bukan saat kita tertidur, tapi mimpi itu pada saat kita terjaga. Begitu juga dengan kegilaan, gila bukan saat kita tak sadar, tapi gila adalah saat kita sangat-sangat sadar.

Aku gila karena itu aku mampu merangkai apa yang tak diketahui si waras.

Jangan lagi halangi aku karena aku nyaman disini, arena yang sepertinya tak akan tersentuh oleh siapapun. Arena yang dipentaskan dan dimainkan oleh ku seorang. Hanya aku.

Aku siap, sebuah panggung dan aku bermain disana. Memainkan dialog bisu.

Aku bertanya untuk kemudian ku jawab sendiri. Aku menampar dan kesakitan sendiri.

Aku menari dan bersorak kemudian. Aku bilang aku pengagum cinta untuk kemudian ku katakan untuk tidak lagi menyebut cinta. Aku tak suka.

Pertunjukanku sirna setelah sang kuriang menyelesaikan candinya.

Jadi janganlah kalian tipu seperti laku dayang sumbi perempuan cantik itu. Mengelabuhiku dengan gemerlapmu.

Aku tetap akan memainkan apa yang aku yakini.

Lepas ini aku akan kembali normal, izinkan aku menyelesaikannya sebelum matahari hari itu bangkit untuk kemudian memanggangku bersama panggung ini.

Izinkan aku memainkan cerita gila ini. Tentang pertunjukan yang dimainkan oleh aku seorang.

Detik ini antagonis detik lainpun kebalikannya.

Jangan tanya apa yang terjadi. Karena aku benar-benar ingin bermain sendirian saja.

Sendiri, aku ingin sendiri saja....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

[blacket] 'bout the dusk,,,



Senja membuka tabirnya, menyeruak nuansa sendu. Ku pandangi satu persatu burung lenyap dari padangan membumbung hingga sekecil debu. Kini yang tersisa hanya aku dan dentak jarum jam yang masih sibuk bekerja.

“Hei jam, bisakah berlari lebih cepat? Aku sudah tak sabar ingin berada di pelantaran punggungnya, mendekap sweternya dan mengintip wajahnya di spion.”

Ahh… Aku rindu walaupun hanya di tinggal dalam hitungan jam. Entah apa yang membuat aku rindu dia, walaupun dia selalu ada di hatiku. Sepertinya tak cukup menatapnya di bilik hati, aku ingin senja ini menatap teater langit seperti yang biasa kami lakukan.

Jam bulat bergaris hitam itu jelas saja amat mengerti, dengan sigap ia menambah kecepatannya, hingga detik itu ponselku bergetar.

Hei, jam.. Kamu baik sekali ya, lain waktu akan ku ganti waktu yang telah ku percepat ini, tentunya saat bersamanya. Aku malah ingin waktu berhenti beberapa menit untukku.

Aku berlari sekuat kakiku mengayuh , ku hiraukan dedaunan yang melambai genit. Ku acuhkan sapaan bonsai yang terlihat kebingungan saat aku melejit seperti mobil yang baru ganti pelumas.

Akupun tak sempat berkata atau menitip pesan barang dua tiga kata. Aku sudah terlalu merindu kawan…

Ku tatap dari jarak 10 kaki pelantaran punggungnya tampak berdebu karena terlalu lama menunggu.

Dari jarak lima kaki semakin terlihat betapa aku sangat merindu dia. Entah padahal baru pagi ini aku menatapnya berlalu diujung jalan.

Tak banyak yang ia ucapakan selain berkata “lama sekali sih?” kemudian ia membersihkan pelantaran guna ku naiki.

Hm…Mengapa ia bilang lama??jam itu? Apa ia telah membohongi ku???

Yasudah yang jelas aku sekarang telah berada di pelantarannya.

Senja masih mematung disirip waktu, menatap gerlap gerlip lampu jalanan yang mulai menyala riuh.

Ku gantungkan jemariku di antara ruas angin. Terasa lembut menentramkan jiwa. Apa kau merasakannya juga sayang? Seperti biasa aku tak pernah bisa menunjukkan betapa beruntungnya aku berada di pelantaranmu yang kokoh ini. Hanya dapat mengintip raut mu sembari berdo’a atas kebahagiaannya… “Tuhan,,, jauhkanlah punggung ini dari mara bahaya, lenyapkanlah kesedihannya dan hirupkanlah kebahagiaan atas setiap hembusan nafasnya.”

Seperti biasa aku kehilangan akal agar dia bercoleteh seperti ayam betina kehilangan anak. Dan seperti biasa hal-hal bodoh dan konyol mulai ku luncurkan.

Hari ini nikmat sekali, walau hanya berbuka dengan sebotol green tea dan sesuap debu jalanan. Asalkan bersama pelantaran semua indah . Ya, cinta itu tak perlu mewah, tak perlu glamour. Sesederhana inipun aku tetap akan merasakan syukur. Terima kasih Tuhan,,,

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

[mr.spants] the shooter,,,



Lagi-lagi kamu,,,,

Temanku bertanya, sejak kapan aku jadi begitu mengagumi warna kuning? Seingat mereka dulu aku paling benci dengan warna kuning.

“Kuning itu norak, dan terlalu cerah, meriah gitu”. Kata mereka itu yang aku pernah katakan ketika di tanya mengapa aku begitu vobia dengan warna kuning. Nyata nya, sekarang map tempat file yang selalu ku kundang kekampus berwarna kuning, tas, kaos kaki, baju,pernak pernik lain berwarna kuning.

What happen guys??

Aku hanya tersenyum sembari menggembok mulut serapat mungkin. Maaf, karena ini sangat rahasia kawan, bahkan aku tak akan memberitahu jempol kakiku sekalipun. Ya,,, mereka tak boleh tau....

***


Sampai kapan kita terus bersembunyi di bilik suram ini? Mengapa kita saling menutupi hingga sebatang angin pun tak tau menau soal ini. Pagi ini semua terlihat berbeda. Ya, kini keterpisahan membuat aku semakin tak berdaya untuk perlahan punah,,, rasa ini telah punah, itu yang ku inginkan agar kaupun tak terluka lagi. Tapi sepertinya rasa ini terus berkembang biak menjadi sel-sel rumit tak tehingga.

Sampai kapan dinding ini bertahan dari serangan peluru asmara yang menancap di sela bata. Sungguh kau penembak yang jitu, sasaranmu tepat mengenai dinding hatiku. Kau,,, Aku hancur oleh mu. Kita saling menyerang dan menghancurkan satu sama lain. Lalu ...

Pagi ini seperti biasa kembali kau mengerahkan bidik ke arahku. Tapi kali ini sedikit berbeda. Rautmu berawan gelap, seperti akan ada badai di bola matamu yang tajam. Apa kau akan meruntuhkan ku kali ini? Ia biarlah dinding ini hancur ditanganmu, aku tidak akanmelawan dan berlindung di terpal baja, tak pula dendam apalagi membencimu karena itu hal yang tidak akan mungkin terjadi.

Jika kau menganggap dinding ku masih kuat dan berdiri tegak, kau salah, di dalam sini semen semen itu telah meleleh. Anai-anai telah menggerogotiku hingga di dalam tak ada apa-apa. Kosong dan hampa. Itu yang kini ku rasa...

Kau masih saja menatap dengan pandangan gusar. Apapun yang kau mau akan ku turuti. Apapun untukmu, asalkan kau tak menatapku dengan tatapan itu. Sungguh aku telah mati jauh sebelum ini. Jadi bisakah untuk yang terakhir aku melihat awan cerah dimata mu?? Sekali ini saja...

Dengan gerakan cepat kau putar senapan tepat di kepalamu. Apa kau gila!!!!! Ku mohon, jangan pergi sebelum kau menghancurkan dinding hampa ini. Tolong lebih baik aku yang lenyap dari pada aku melihat kepergianmu dengan awan mendung menyelimuti wajahmu.

DOR...!!!!!!!!!!!! darah kuning membanjiri wajah ku...... serpihanmu di pungut burung gagak dan di bawa terbang ke selatan. Apa kau bahagia kini.

Kau hanya bisu dengan membawa seonggok rahasia yang tak akan pernah terungkap dan berakhir tak bahagia.

Jangan protes ya.... Saya lagi kgn sangat sama spongebob saya....




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

elegy senja


Di meja rotan telah terpajang model-model cantik yang menggoda selera. ayam sexi berbalut busana hitam mengkilat, kedelai langsing yang telah sempurna berjemur di siang hari, bayam tengah asik berenang di kolam campuran aroma khas kemiri. Tak lupa ditengah pentas terpampang ratu candle dengan kemercik api di atas kepalanya. Dan tak ketinggalan ketan bunting beranak gula merah yang di lumuri kelapa parut. Bukankah semua kesukaanmu? Mereka berwajah segar dan senyuman yang hangat, menanti kau tiba. Seperti wanita yang telah berdandan sejam setengah agar terlihat cantik saat kau datang. Mereka menunggu kedatanganmu,,, amat merindukanmu...

Ini hari ke lima kamu tak duduk di kursi rotan ini, menyantap hidangan hasil keringat seseorang yang menggantungkan seluruh hidupnya untuk mu. Apa kau tau? Di meja ini ia hanya menatap kursi mu dan bermain canda dengan bayangan mu yang tuna netra. Tak sesuappun nasi masuk ke lambung kisutnya.

Ini hari kelima Ia tak pernah memegang tangkai sisir, tak bercermin sambil tersipu-sipu. Tak ada lagi nyanyian kecil di bibirnya yang mungil. tak ada semangat nya membuka resep makanan untuk kemudian mulai meracik segala bumbu agar makanannya benar-benar special, seperti orang yang akan menyicipi makanannya. Ia membiarkan tukang sayur lewat begitu saja. Ia membiarkan bunga-bunga kehausan hingga radang tenggorokan menyerang mereka.

Sebegitukah kamu?

Hari ini katanya kau pulang, dan akan mengawali buka puasa pertama di meja rotan ini. Bersamanya tentu saja. Tapi apa yang terjadi dengamu?

Ia meraih ponsel dan mulai menekan nomor yang ia sangat hafal susunannya.

“maaf,,, nomor yang anda tuju tidak dapat di hubungi, cobalah beberapa saat lagi”

Siapa dia? Istri simpanan kah? Bodoh,,itu operator ,itu hanya sebuah sindiran halus, yang jika dinyatakan secara kasar bahwa suaminya itu tak akan pulang hari ini!! Ia mengela nafas yang mulai tersendat di bebatuan cemas.

Mata langit mulai surut ke barat, perlahan kelopak senja mengisi paruh bumi. Dia masih saja menunggu hingga jingga itu berubah menjadi gelap.

Wanita itu masih mematung. Hingga suara muadzin mulai menggema di berbagai penjuru.

Tak ada model-model cantik nan sexi, mereka layu dan luntur, tatapan dingin menyelimuti mereka. Ketan bunting yang sedari tadi tak sabar untuk melahirkan pun sepertinya enggan bernafas. Gemercik api telah memakan habis tubuh ratu candle, seketika semua gelap. Yang terdengar hanya isak seorang wanita yang merindu.

Nun jauh disana seseorang tengah mengendarai kuda putih dengan kecepatan super dahsyat, menorobos binatang liar dan miliaran debu jalang. Bertarung dengan waktu. Pada akhirnya ia kalah..

Kuda putihnya tergolek di tikungan menabrak sebuah truk. Ia terpelanting, terjebak diantara roda. Paru-parunya tercabik, sabuk baja yang melingkar di dadanya tak mampu melindunginya. Ia sempat memanggil-manggil nama seorang wanita sebelum ia tak sadarkan diri. Orang-orang berkerumanan mencoba mengeluarkan pria yang tergolek lemah di himpit jeruji besi sebuah truk penganggut timah. matahari menutup mata seiring nadinya berhenti berdenyut.

Diselipan sabuknya terbungkus rapi sebuah kado.

“Sayang, aku hadiahkan mukena baru untukmu, ada baju koko juga, agar kita taraweh bersama. Dan semoga aku bisa menjadi suami dan imam yang lebih baik, mempunyai banyak waktu untuk mu, sayang,,, maafkan aku jika aku sering meninggalkanmu sendirian. Aku janji akan berusaha selalu ada disampingmu, LOVU...”

Bungkusan itu perlahan melepaskan diri dari sabuk, terjun kesemak dan menghilang di tengah kegelapan rimba.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Followers