Tuhan tau apa yang kita butuhkan , bukan apa yang kita inginkan

.
RSS
Tampilkan postingan dengan label unspoken. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label unspoken. Tampilkan semua postingan

my man # hujanuari


Hujan kembali meratapi bumi. Ahkk,, rasanya malas untuk keluar, tapi dinginnya ruangan membuat aku ingin segera beranjak. Tanpa berpikir lama aku mengayun langkah menuju kantin. Segelas kopi mungkin bisa meredam kebekuan. Dengan langkah tertatih aku menuju kantin.
Dari jarak 10 kaki aku melihat seorang laki separuh baya memboncengi seorang perempuan berambut bondol berkemeja rapi.  Kerak hujan yang masih tersisa membuat lingkaran air di kemejanya. Si lelaki itu kemudian membuka jaketnya untuk  melindungi kemejanya agar tidak terlalu basah.  Senyum lelaki itu masih mengembang seiring meneduh di pinggir bangku tepat di depanku.                                                     ________________________________


“Ra,,, hari ini kamu diantar papa ya,,,”“Kenapa ma? Nara kan udah biasa jalan sama temen-temen”“Sudah jam berapa ini? Makanya kalo mandi jangan lama-lama,,,”“Nara,, bareng papa aja ya, papa sekalian ada perlu sama kepala sekolah,,”Akhirnya aku menuruti.“Nara, pegangan yang kenceng ya,,,”Entah apa yang membuat aku merasa risih, aku sudah 9 tahun, jadi sudah besar kan? Untuk apa pegangan seperti anak kecil.Jalanan dari rumah kesekolah memang tidak jauh, jalanan masih beralas bebatuan dan kerikil sungai, belum tersentuh aspal. Bila musim hujan tiba , sana sini penuh kubangan. Jalanan yang tidak rata membuat aku sesekali terlonjak. “Tuh kan,,papa bilang apa pegangan,,,”“pa,,, sampe di sini aja ya,,,,”Aku mecium tangan papa dan berlari menuju gerbang.Aku malu masa sudah besar masih di anterin...                                                                                                                                                                                                                                                                         

"Maaf mba, numpang tanya, katanya di sini ada lowongan ya,,,?? Perempuan berambut bondol  itu membuyarkan lamunan ku.“ohh,yah,,, Ya,, kamu jalan aja belok kanan, nanti coba tanya receptionis disana”.
“Makasi ya,,,”Kemudian perempuan itu mendekati lelaki setengah baya, menyalaminya. Mereka beradu senyum.Sembari menunggu anaknya lelaki itu duduk dan memesan kopi.


Andai saja papa masih ada aku ingin seperti mereka,,,:’(  Aku yang bodoh yang mengabaikan semua kesempatan yang tak akan pernah terjadi lagi kini...Pa,, maaf jika aku mengabaikanmu,,, aku ingin papa selalu membimbingku,,, kini aku menyadari aku sangat butuh bimbinganmu, butuh belaian ketenangan saat hati berkecamuk, butuh senyuman di bibir keringmu yang bisa menegarkan ku dalam kondisi apapun.  Karena aku begitu lemah, rapuh, dan tidak berguna.
Otakku berputar kencang. Teringat papa terbaring lemah, Saat papa berjuang melawan rasa sakit, saat orang-orang  merasa iba melihat kondisimu, saat paman berkata papa tak lagi lama, saat papa menitikkan air mata terakhir, saat aku mengecup mu untuk terakhir kalinya, saat liangmu tertimbun tanah dan tubuhku seperti tak bertulang…


 Dalam semua kelemahanku, ku ingin belajar kuat,  dalam kondisi apapun ,,,













take here

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

kunang-kunang


Hai,,, Sepertinya sudah lama sekali aroma pedih tidak mampir ke gubukku. Ada apa dengannya?
Mungkin orang akan bertanya orang macam apa aku ini yang rindu akan kepedihan?



Semilir angin senja mengantarkan aroma tak sedap, langitpun seolah mengiyakannya. Kepalaku berputar kencang memporak-porandakan rasa yang diberi nama sabar, yang ada hanya segumpal kotoran yang bernama emosi. Ya,, lagi dan lagi membuat aku kehilangan kendali.
Hai,,,kau masih diam saja. Kau yang entah berwujud apa sekarang. Mungkin saja kau angin sendu, atau dedaunan kering.. Ah,,, yang jelas kau masih tetap cahaya kecil yang muncul disela malam. Bintang kejora biasanya kau dipanggil begitu. Namun cahayamu kadang samar terlihat.

Pernah suatu malam aku duduk di rerumputan menunggu akan ada cahayamu. Ulat itu mengejekku, katanya mana mungkin kau menghampiriku? siapa DIRIMU ITU!!!!! Ia tertawa sambil berlalu.
Aku diam dan tak berkedip memandangi langit. Langit hanya tersenyum, senyuman yang membuat aku bertahan dan bersabar menunggu. Harapan seolah hanya sebatang raga sedang bergelantung di dahan yang rapuh.

Tak lama cahaya putih itu melejit di udara.
Aku berdiri memastikan itu kamu. Aku sengaja melepas kacamata kekecewaan di detik ini, meskipun ku pakai lagi untuk detik berikutnya bahkan seterusnya, karena memang yang aku lihat hanya seekor kunang-kunang kesepian, bukan bintang kejora yang sinarnya menerangi jiwa.

Bersambung...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

my man #4

Ia menaiki podium dengan langkah tegak. Menebar senyum sembari memberi salam. Ia terlihat begitu gagah, tampan. Kemudian membuka ceramah dengan diselingi lantunan ayat-ayat suci. Ia melakukan itu tampa ada sehelai kertas didepannya.


---
Asslamu'alaikaum pa,,, Bagaimana keadaan papa? semoga bertambah lapang setiap harinnya. Aku merindunganmu. Itu pasti. Rindu suara papa ketika mengimami kami, melantunkan doa agar kami tertidur pulas.
Pa, papa lihat siapa yang ada diatas podium itu? apa papa masih mengenalinya? akupun tak percaya. Rasanya kemaren ia masih suka merengek, sipenakut dan pemalu serta malas belajar. Jangankan berhadapan dengan orang lain, dengan keluarga saja ia masih malu dan sulit terbuka. Walaupun tidak selalu dapat mengamati setiap geriknya, tapi aku sering diceritakan mama dan iapun kini sudah mulai membuka diri. Ia kini bukan sibungsu cengeng lagi, bahkan ia sekarang lebih dewasa dari aku.
Selain aktif dikampus, ia juga aktif menjadi penceramah dan mengisi waktu di musollah mengajar ngaji.
Pa, papa pasti bangga memiliki anak sepertinya.
Aku selalu ingin bisa menjadi seorang kakak yang baik untuknya. Berusaha membantunya sebisaku. Pa... akupun merindukannya... Jarak itu mampu membuat aku semakin rindu.

"SELAMAT ULANG TAHUN ADEKKU TERSAYANG yang ke 20 ,,," Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT...
Tak banyak yang bisa ku beri untukmu, hanya doa tulus dan segenggam harapan agar tanganku ini siap membantumu :')






take pic : here

Terimakasih Tuhan,,engkau menganugerahi seorang adik sepertinya :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

#hentak hujan



Irama hujan berdentang di pucuk senja,,,
seruling angin mengalun lembut...
Suara-suara itu jelas bukan kamu, kamu yang sedang ku telusuri bersama hentakan hujan.
Kamu dimana??
.......................................

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

gone


Kita duduk disela debu jalanan. Menatap kelopak langit sambil menerawang awan. Melihat dari kejauhan kota sembraut tempat kamu bernaung sedari kecil. Tempat yang telah menelantarkan masa mudamu. Dan mempertemukan kisah yang tak mungkin untuk di mulai.

Ku hirup udara dalam-dalam, ku hembas ditengah gemuruh. Ku pandangi cekung di pipimu. Badanmu menyusut dari hari ke hari, yah si jahanan itu telah melenyapkan kamu perlahan. Andai saja Tuhan menciptakan aku lebih tua. Setidaknya sepantaran dengan mu. Dan akan ku ubah semuanya. Akan ku ajarkan bagaimana menata hidup yang indah. Akan ku ajari bagaimana mengelola waktu, kesempatan dan cita-cita. Akan ku ajari bagaimana mepertahankan permaisurimu agar tetap berada disampingmu, mendampingmu sampai akhir. Tak akan ku biarkan kamu sia-siakan masa mudamu. Lalu tak akan ku biarkan kamu dekati nikotin dan ekstasi jahanam itu.

Ah,,, Berandai berarti sama saja melawan takdir Tuhan. Mungkin ini memang sudah digariskan jika aku terlahir tak segenerasi dengan mu. Tak mampu menghalangi tangan-tangan jahil itu menggerogotimu. Udara dingin mengalir kepembuluh. Kamu merintih kesakitan. Aku tau kamu orang yang kuat. Tapi tetap saja organmu ini adalah senyawa yang lembut. Jadi tolonglah jauhi hal-hal yang akan menyiksamu.

Jangan lagi bimbang, tak ada kata terlambat untuk orang-orang yang mau berusaha. Kamu hanya tersenyum. Seakan berkata aku baik-baik saja.

Angin bertip kencang, memporakporandakan pondasi menara. Kamupun terpelanting dalam ingatan. Mengibaskan kepiluan.. Jasadmu pucat pasi. Balutan putih itu sebentar lagi akan membungkusmu erat. Pusara telah mengukir namamu disana. Bilang saja ini hanya mimpi. Ya kan??




for some one : kurangi ngerokok dan jauhi barang haram itu ya... JANJI!!!!! Terima kasih untuk semua kebaikan yang mungkin gak bisa terbalas. dan terima kasih karena telah berusaha menjadi manusia yang lebih baik.




When you’re gone

The pieces of my heart are missing you

When you’re gone

The face I came to know is missing too

When you’re gone

The words I need to hear to always get me through the day and make it ok

I miss you


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

my man #3


Assalamu'alaikum pa,,,
again again en' again...
pa, jika papa mulai terganggu dengan tulisan-tulisanku ini, papa boleh protes, dengan cara datangi aku dalam mimpi ya,,,pliss,,,,
Rasanya sudah lama papa tidak lagi mampir dalam mimpi, apa papa marah? atau lupa kalo papa punya anak bandel sepertiku? Apa memang papa tidak mengenali lagi siapa anakmu ini? ya, anakmu yang dulu kau kenal patuh, rajin mengaji dan selalu berkata jujur. Yang dimasa sekarang mungkin tak lagi begitu. Bukan lagi anak yang papa kenal dulu.

baiklah,,,aku tidak akan berburuk sangka, karena papa memang sudah tak lagi disini. Pernah aku mencari jiwamu dalam jasad yang lain, tapi tak sepeserpun aku temui. Papa adalah papa, apa salah jika aku akan mencari seorang laki-laki seperti papa. Dan papa tau saat ini ada seseorang yang aku rasa mirip denganmu. Pendiam, susah ditebak dan sederhana. Perbedaanya hanya saja ia bukan seseorang yang berpredikat seperti yang kau sandang. Apa menurutmu aku tepat memilihnya?
sebenarnya dia memang bukan pria idaman, hanya saja ada sesuatu dalam dirinya yang membuat aku merasa dia memang pantas.
Ada yang bilang halangan dan cobaan akan saling timpang tindih menyerang kami. Apa ia pantas aku pertahankan?? apa memang benar kepada dia kau titipkan bulir-bulir jiwamu???

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

....


Pagi berselimut embun membuat aku ingin segera menuju pelantaran, menghirup oksigen segar dan secangkir cokelat panas. Aku termangu menatap dedaunan yang tersipu malu di tiup angin. Kicau burung menghentakkan gendang telinga.
"Lihat, mereka pasangan serasi ya??"
"Ya, Sangat serasi, ku dengar besok mereka akan berbulan madu di tanah kelahiran mempelai laki-laki".

Hangatnya cokelat tak lagi terasa. Aku berubah menjadi sesuatu yang padat dan kaku.

Aku ingat, suatu hari kau katakan jika akan mengajakku ke kotamu, kota yang selalu kau ceritakan dengan menggebu. Hingga akupun membawanya dalam tidur. Sebuah tempat yang membuat aku ingin segera berkunjung kesana.

Ku lihat kamu dibalik tirai, dia sedang berkemas. Yang seharusnya aku. Aku yang sudah lama ingin, mengapa harus dia??

Rasanya tak ada perlu aku bertanya, karena kebahagiaanmu yang utama.
Sekarang dan nanti mungkin tak akan lagi bisa merengek meminta untuk serta. Tapi aku masih punya sesuatu yang bernama harapan. Dan aku percaya Tuhan punya cara sendiri. Mungkin suatu saat aku akan kesana, jelas bukan bersama ataupun karena mu. Akupun belum tau, yang jelas aku akan kesana suatu saat nanti..Tunggu saja....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

my man #2


Assalamu'aiakum pa...
Kembali teringat padamu. Tepatnya ingin mengadu.
Ada kabar yang ingin ku sampaikan pa. Ini tentang anakmu paling kecil, ingatkah saat papa tinggalkan? Bagaimana tingkahnya?
13 tahun bukankah masih cukup muda? cukup muda untuk memahami mengapa papa pergi begitu cepat. Mengapa papa tak lagi hadir mengambil rapot dan mengusir nyamuk sebelum kami tidur. Cukup muda untuk memahami jika ia harus menggantikan posisimu. Sebagai laki-laki.
Anakmu itu kini telah berumur 19 tahun.
Telah dewasa. Telah mengerti mengapa kini papa pergi dan bagaimana bersikap menjadi seorang laki-laki. Dia memang mirip seperti mu. Dia suka apa yang papa suka. Diapun punya cita-cita yang tak kalah mulia.

Rasanya memang tidak adil, jika si manja ini harus menjadi seorang yang tangguh. Tapi dia pun mengerti dan menjalani dengan sepenuh hatinya.
Aku adalah kakak paling beruntung sedunia, mempunyai adik sepertinya.

pa,, ingatkan ketika ia demam, aku ikut sakit. Begitupun sebaliknya.
Seminggu yang lalu adik jatuh, dan dirawat.
Sedang aku. Aku tak ada disampingnya merawatnya, menghiburnya.
Pa,, hingga sekarangpun aku merasakannya. Merasakan sakit yang ia rasakan sekarang, apa yang harus aku lakukan pa????

Pa, doakan dia, semoga cepat sembuh, dan tidak terjadi apa-apa. karena dia sangat berharga untukku dan mama. Dia kebanggaan keluarga.
Dia punya cita-cita yang besar pa.. yang akan membuat papa bangga. Tularkan semua kebaikanmu padanya.
Pa, sampaikan pada Tuhan. Agar selalu melindunginya dimanapun ia berada. Amin...

Rindu papa,adik,mama dan gubuk kita.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

my man,,,


Laki-laki yang ku rindu...

Pa,,, apa papa bahagia disana? Sebenarnya tak ingin mengusikmu, tapi entah ingin sekali bisa bercakap layaknya anak dan bapak.Dan masih saja ingin mengajak bayanganmu dalam mimpi untuk duduk disamping mendengarkan celotehanku.. Kau akan diam saja seperti biasa. Setidaknya aku lega sekarang... aku hanya butuh papa disamping... Dan tengah malam kita mengintip sebuah gubuk di pelosok sana. Kita melihat rak dan buku-buku mulai berdebu dan di gerogoti rayap. Melihat wanita tua itu tidur berlinang air mata di raut muka yang mulai mengerut. Melihat bocah tinggi jangkung yang kesepian. Melihat kucing tanggung tidur diantara abu tungku. Melihat seekor anjing berbulu blonde mengintip dibalik kandang berharap majikannya pulang seperti biasa.

Pa, menurutmu apa aku akan mendapatkan lelaki sepertimu? Pertanyaan macam apa itu?? Hehehe... papa tertawa ya?hmm,,, sekarang aku mungkin tidak akan memikirkan akan seperti apakah lelaki itu. Yang ku tahu ia pasti mempunyai hati yang baik sepertimu. Akan menjagaku, mama dan adik juga. Bagiku penjagaanmu begitu berarti, aku menyadari saat tau papa tak kan lagi ada di sini menjaga kami. Ya,, kita sekarang terpisah bermil-mil jauhnya.

Pa,, aku ingin sepertimu, ajari aku ya? aku ingin menjadi kepala keluarga. Akan menjaga mama dan adik, mencari nafkah untuk mereka. Menghardik orang-orang yang berani menggangu mereka. Aku ingin memberikan kasih sayang dan rasa aman untuk mereka. Nyatanya sekarang aku hanyalah aku. Seorang anak yang labil dan jauh dari kedewasaan. Bagaimana aku bisa menjaga mereka?

Jika kamu benar, maka tidak perlu marah.
Jika kamu salah, maka kamu tidak layak marah.

Sabar dengan keluarga itu namanya cinta. Sabar dengan orang lain itu namanya respect, sabar dengan diri sendiri itulah kepercayaan diri.

Jangan berpikir terlalu keras tentang masa lalu, dan jangan pula berpikir terlalu banyak tentang masa depan, karena hal itu dapat membawa ketakutan. lebih baik pikirkan hari ini dan pasrahkan kepada Allah.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

[mr.spants] Rains fall ,,,


Angin menyapu hujan menjadi rintik semu, mengibas pelupuk hingga terpentalnya sel kantuk.

Setelah menyelesaikan pengakurasian data, aku bergegas ke kamar kecil. Sekedar membetulkan jilbab memoles muka pucat dengan powder tampa foundation dan menabur sedikit gincu ke bibir kering. Sudah satu windu aku tidak begini. Ku bulatkan mata menegangkan urat kantuk yang masih tersisa.
Ya,, hari ini aku akan bertemu denganya. Sewindu bukan waktu yang singkat kawan?
Ku dengar angin masih asik menyapu-nyapu hujan. Bisakah untuk berhenti?
Ternyata ia tak mendengar teriakanku dan masih asik dalam gulungan hujan.

Ku buka laci nomer dua dan mencari sebuah benda berwarna ungu.
Ku ayunkan langkah menuju sesaknya jalanan hingga menemukan mobil monyong berwarna merah. Ku pandangi kaca berembun dan tetes-tetes hujan masih bergelantungan disana.

"Woii,,, ol dong gue BT nih.."
"Heh, semut rang-rang, gimana gue mo ol di kandang gue lampunya modar..!!!"
"Haaa..makanya nunggak mulu si lu bayarnya.."
"Sekate lu ngomong, gak tau apa di kandang gue lagi hujan badai.."
"Really??? pantes aja ye muke lu kaya kapal abis kena badai*ancur pisan uy,,..hahahhaa...gue dong disini malah hujan salju..."
"Sontoloyo!! heh, bisa gak sih sehari gak ngina??
Pale lu berembun..hujan batu aja bilangnya salju.."
"Le,, ujan gini enaknya ngapain ya??"
"Kalo gue biasanya nangkep ikan yang anyut sambil lari-larian pake sempak doang :P.."
"*LO aja GUE enggak.."
"le,,, ujan gini gue teringat lagu cokelat yang "hujan warna... Daleeeem begete"
"iye le,, gue juga ke inget sebuah lagu yang gak kalah daleeeeemm begete... bikin gue kangen ama emak gue ;'("
"Apaan tuh??.."
"begini neh liriknya,, Tik,,tik tik,,bunyi hujan di atas genteng..teng teng..."
"Guplok.. iya le,, dalemm banget gue ampe nyungsep kekolong kasur"

Suara klakson yang tiada putus membuyarkan lamunanku. hujan masih terus mengalun.
Ku padangi diri di kaca spion. bedakku luntur, gincu pun sudah lenyap. Kantuk mulai menyerang kembali. Perjalanan masih setengah. Dan ku biarkan kedua kelopak mata beradu.

weh,,, ternyata udah sampe dan kelewatan barang empat meter. Hadeee,,,,
Mataku mulai menyelediki keberadaan mu. Tak kunjung juga ku lihat titik kehidupanmu berpijar.
Tak lama kau datang dengan senyuman konyol menyalami satu persatu. Melewatkan ku,,,,
Dan berlalu. Aku tertunduk sambil melihat kotak-kotak ubin membentuk lengkung kebawah.Diantara kotakan seseorang berdiri
Ku pandangi dari ujung kotak hingga keatas. Seseorang memakai celana biru tua, kemeja biru garis hitam. Kemudian ia menyalamiku. tanganya dingin seperti biasanya. Walapun tak hujan ia tetap bertangan sejuk. Karena dia terbentuk dari tetesan hujan dan salju abadi. Kita berdiri di jarak yang masih terjangkau oleh mataku. Sesekali mata kita beradu. Entah... Apa yang terjadi dengan ku. Dia begitu asing sekarang, bukan sejuk tapi dingin dibawah nol derajat.
tatapanku retak diantara lalu lalang nya angin sendu.
Akupun berpikir tadi itu salam perkenalan. Aku dengan nama ku dan dia dengan namanya. Sungguh asing. Tak ada lagi hinaan, sapaan dan panggilan yang aneh-aneh.

Ya,,, sepertinya emang tak akan ada lagi percakapan-percapakan tak penting yang membuat perutku berguling kegirangan.
Kau telah memisakan diri. sulmetku,,,

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

[mr.spants] drought = without U


Di pertengahan. Aku ingin semua berada di tengah. Bukan awal apalagi akhir.

Semua orang sedang menunggu September. Konon katanya bulan dengan akhiran -ber akan datangnya musim hujan, dimana tak akan ada kekeringan dan tumbuhan gersang. Tak ada lagi berita pengantrian air bersih di sepanjang tempat. Tak adalagi anak-anak yang tak mandi kesekolah.

Ku lihat sapi-sapi itu meringis kesakitan. Sudah berapa lama ia tak mandi dan menelan tetesan embun di rerumputan?
Ya,, begitu juga aku,,, di sini aku menunggu kamu,,, menunggu musim berganti.
Sore ini aku dilanda penyakit. Namanya rindu. Yah,, seperti rindu sapi pada air.
Aku mengintip di balik tirai. Langit di tutupi awan kelabu. Seperti sedang mengumpulkan bulir air yang akan ia muntahkan setelahnya. Mungkin saja sore ini akan hujan.
Sapi-sapi menengadah dengan senyum yang paling lebar. Dibenak mereka telah berduyun tentang bagaimana nikmatnya mandi di kubangan.

Aku masih di sini menunggu kamu,,,

Denting hujan semakin terasa. Derasnya hingga aku tak mendengar suara di MP4, tak mendengar teriakan kucing yanga meraung kedinginan.. Suara hujan makin dominan.
Aku masih berharap kamu datang,,
Aku terlelap di kusen jendela.

Kamu yang entah bagaimana ku jabarkan. Entah bagaimana ku urai. Betapa hebatnya kamu. Sedemikian pentingnya kamu. Betapa tidak? sebait katamu itu bisa membuat aku tertawa terpingkal hingga perut ku berputar hebat.
Aku yang haus tawa dan semua kata-kata mu itu... Bagaimana lihainya kamu memainkan kata sehingga aku tak mampu menahan semburan tawa yang kemudian melebar hingga menjerit sendiri.
Aku berharap seiring hujan itu turun kau pun datang membawa tetesan perangsang tawa. Layaknya hari-hari sebelum kemarau. Bisakah musim berganti lagi? Aku ingin kita tetap berada di musim hujan. Ketika semua baik-baik saja. Ketika kita bebas menerawang kebodohan kita. Ketika Bikini bottom tetap basah oleh tawa kita. Ketika ubur-ubur berlarian melihat jaring-jaring kita siap menerkam mereka.

Semua kering sekarang! Tandus... Apa kamu merasakan hal yang sama? atau malah sebaliknya?? Entahlah,, ku rasa begitu. Apalah arti patrick bodoh untukmu??
Kau tak akan pernah lagi mampir di negeriku yang gersang ini. Kini kau lebih suka mengunjungi negeri yang punya banyak tumbuhan tempat kau menyirami tetes tawa. Tempat melepaskan mendung diujung awan.

Aku inginkan kamu,, kamu adalah tetesan hujan senja. Tapi kini tak begitu. Kamu tak pernah menjadi sesuatu. kamu hilang di telan angin liar.

Aku tersentak, hujan mereda seiring hilangnya senja. Mataku basah,,, entah karena tetasan hujan atau memang aku tertidur sambil menangis.
Yang jelas,,, kamu tak kunjung datang.. 

Hatiku akan selalu gersang, tanpamu dan semua tentangmu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

cryingon.....


Tiba-tiba saya pengen ngopi. Kopi hitam dengan sedikit gula saja. Aromanya menggiurkan utuk segera di cicipi. Ternyata setelah dicicipi rasa pahit yang dominan membuat lidah saya kelu.
mungkin hidup juga ibarat minum kopi. yang indah di bayangan, setelah di jalani ternyata rasanya nggak selalu sama. Dan rasa dominan itu membuat saya semakin terpuruk. Sedih. Itu rasa yang dominan.

Kemarin tepatnya. Hari dimana saya ingin keluar dari diri saya.
Begini ya rasanya udah nggak punya bokap, kakak kandungpun nggak punya. Hidup selalu dililit hutang budi.

Saya masih percaya Tuhan itu adil. Walaupun kasat mata, dan kadang saya tidak melihatnya.
Saya juga tidak menyalahkan mengapa papa di ambil secepat itu? mengapa kakak-kakak saya di ambil jauh sebelum saya di lahirkan? Dan mengapa sekarang saya jadi anak sulung...
Saya hanya ingin bertanya, keadilan itu yang bagaimana??
Saya telah kehilangan papa dan kakak-kakak saya, dan saya di jauhkan dengan mama dan adik satu-satunya. Saya merasa sendiri disini. Dan saya banyak bertanya yang nggak pernah ada jawaban...
Maaf jika saya mengeluh disini. Saya telah kehilangan tempat untuk bersandar. Saya tidak percaya lagi dengan kebaikan. entah memang itu tulus atau sekedar kasihan, atau apalah saya tidak bisa bedakan.. Saya rasa semua sama.Shit!!!Maaf kata-kata saya tak layak di publikasikan. Semoga saja tidak ada yang membaca.

Mengapa orang-orang seperti saya tidak leluasa berbicara? mengatakan yang saya inginkan dan tidak saya inginkan. Mengapa orang-orang seperti saya tidak mendapatkan apa yang kami mau? selalu saja tertekan didalam, mengubur unek hingga busuk. Bahkan sekedar mengutarakan pendapat dan alasan saja kami tak mampu.
Saya hanya ingin merasakan bahagia seperti layaknya teman seusia saya, walaupun satu dua hari saja. Sayapun tak minta banyak hari. Setelah itupun saya akan melaksanakan tugas sebagaimana yang telah saya lakukan selama ini. Apa kalian pernah berpikir tentang itu? Apa hutang saya terlalu banyak? Ia, saya akui, sampai kapanpun saya tidak akan mampu melunasi hutang-hutang budi dan kebaikan kalian. Saya berterimaksih atas hal itu. Saat ini mungkin hanya itu yang saya mampu. Tapi sayapun hanya manusia biasa yang juga punya keinginan untuk sekedar bermain melepas lelah, menanggalkan beban dipundak barang beberapa jam saja... Kalau saja saya mapu mengatakan bahwa saya ingin menghirup udara segar, pepohonan yang hijau. Saya tidak minta banyak. Saya hanya ingin sedikit melonggarkan syaraf-syarat tegang yang menyebabkan migran berkepanjangan. Saya ingin tertawa lepas bersama teman lama saya. teman yang menerima saya apa adanya saya. Tak pernah berniat menanggalkan persahabatan sampai kapanpun. Begitu berharganya temanku itu untuk saya. Apa kalian pernah tau itu?

Saya lelah jika harus berbohong dengan raut saya. Wajah ceria saya hanyalah topeng belaka. Jika saya telah sendiri raut saya berubah kebalikannya. Dan bila saya tak dapat membendung di depan kalian saya akan pakai masker.
Masker ini bukan karena saya tidak kuat AC, atau saya lagi flu atau menutupi wajah saya dari debu. Bukan itu. Saya menutupi wajah muram saya yang tidak enak dipandang. cerminpun enggan menatap wajah saya, apa lagi orang-orang.

Cukup... saya rasa cukup.
Saya cengeng, memang...
Setidaknya airmata itu teman yang saya percayai tidak meminta balasan atas apapun!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

bout the bride,,

















“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” (Ar-Ruum 21)


I can't wait...to spend the rest of my life with you


Ku tunggu kamu di sini, ketika taburan bunga menhantarakan kita ke pelaminan. Kamu melingkarkan cincin di jari manisku. Dan kita duduk bersanding seharian. Seperti pangeran dan permaisuri. Entah sudah berapa lama janur ini ku simpan. Dan di hari ini akan ku pasang di hari bahagia kita.

Langkah ku semakin pasti. Aku kini telah menjadi nyonya. Dan ada terselip namamu di belakangnya. Ku harap ini selamanya. Jika suatu waktu kita mulai pudar, ingat bagaimana kita memulai. Melewati hari-hari sulit, mengalahkan rintangan dan kerikil yang menghadang.

Bukankan yang sulit didapat akan sulit juga dicampakkan?? Bukankah kesemuan kita telah menjadi nyata?
Jika kau bertanya apakah lembaran yang melelahkan sudah berakhir? tentu belum, bahkan akan semakin melelahkan, tapi setidaknya sekarang kita tak lagi sendiri. Tak ada kata kamu dan aku. Yang ada hanya kita. Kita berdua. Menyatukan segala nada menjadi melody yang indah.
“Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang isterinya (dengan kasih & sayang) dan isterinya juga memandang suaminya (dengan kasih & sayang), maka Allah akan memandang keduanya dengan pandangan kasih & sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari isterinya (dengan kasih & sayang) maka berjatuhanlah dosa-dosa dari segala jemari keduanya” (HR. Abu Sa’id)



NB: untuk kawan-kawanku yang menikah bulan ini. ikut bersuka cita, walaupun nggak bisa hadir di hari bahagia kalian... abis jauh bgt yang satu di Jogja yang satu di Bali dalam waktu yang berdekatan.. huhuhu...
Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warohmah,,,AMIN...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

sleep in the cemetery

Aku menapaki jalan setapak. Sekeliling terhampar luas lalang dan rerumputan liar. Tanah basah sisa hujan semaleman. Tak lama aku tiba di deretan pemakaman yang tersusun rapih.
Dideretan itu, papa dan di sebelahnya nenek. Orang yang ku sayangi... Aku mematung. entahlah,,, pikiran ku melayang-layang, mengendap di gelantungan awan kelabu.

Dua tahun yang lalu


Aku sibuk mengemasi barang-barang. menyusun rapi dalam tas yang di belikan ibu khusus untukku pergi esok lusa.
Nenek duduk di depan pintu kamar, menatapku sinis.
"Nek, nenek kenapa menatapku seperti itu?"
"Mengapa harus jauh-jauh ke negeri orang? memangnya tidak ada sekolah di sini?" Bibirnya bergetar. Itu tandanya ia marah padaku.
Aku dekati nenek, duduk bersila di depannya.

"Di sini memang tidak ada nek, kalaupun ada juga jauh, tidak mungkin juga pulang pergi setiap hari". Aku berusaha meyakinkan nenek. tampaknya kemarahan nenek tidak juga reda.
"Kamu tega membiarkan kami yang baru saja kehilangan papamu, sekarang kau juga pergi ?" Nadanya meninggi, kerut di wajahnya semakin terlihat jelas. Di sela urat-urat tegang tersembur air mata. Akupun tak kuasa menahan gemuruh yang ku tahan sejak tadi. aku menumpahkan gerimis di pelukan nenek.
"Pergilah, tapi kau tidak akan lagi melihat nenek selamanya".
Aku menangis meraung sejadinya.

Hari yang menyedihkan itupun tiba. Pagi ini nenek meminta adik mengambilkan air hangat untuk mandi. Ia melap tubuhnya sendiri. Biasanya nenek memintaku melap badannya yang katanya terasa gatal karena terlalu lama bergolek di kamar.
Ya, tiga tahun terakhir nenek tidak lagi mampu berjalan.
Ia mengenakan baju kembang-kembang berwarna dasar hitam dan kembang berwarna orange dan biru. Baju favoritnya. Ia lumuri wajahnya dengan bedak setebal mungkin. Mungkin ia ingin menutupi air mata yang sewaktu-waktu mengalir tampa ia sadari.

Setengah depalan nenek masih di kamar, duduk melamun sembari memegang tasbih.
Aku hampiri dengan perasaan tak karuan. Nenek masih marah padaku. Iapun belum merelakan aku pergi.
Tampa memandangi wajahku, ia berkata "Pergilah,,,"
Aku ciumi tanganya ku peluk sekali lagi.
"Pergilah, tapi kau tidak akan lagi melihat nenek selamanya". kata-kata itu selalu terniang mengaduk lukaku menjadi parah.
Tak lama nenek mengeluarkan handuk kecil yang ia rajut sendiri.
Handuk berwarna biru dengan bunga matahari di tengahnya.

*** Nek,, maafin nara, nggak mau dengerin omongan nenek. Coba saja dulu Nara tidak pergi. Nara ingin memamfaatkan waktu yana singkat itu untuk selalu menemani nenek. Memandikan nenek, menyuapi nenek, memijit nenek, mendengarkan ocehan nenek yang tiada putus dan jika nara berbicara nenek nggak bisa dengar. Walapun dulu nara sering protes karena nenek seperti anak kecil. Nara tetep sayang nenek... Rindu semua tentang nenek.

---
Tiba-tiba saja seorang wanita bertubuh tinggi berbalut baju putih berdiri dihadapanku. Wajahnya berseri. Senyumnya tak henti menghiasi bibirnya, sekilas mirip denganku, tapi ia cantik luar biasa.
"Kamu siapa?"
"Nara, kamu lupa?"
"Lupa??"
"Sejak kapan kamu tiba? nenek rindu kamu,,,"
"NENEK!!!..." aku langsung memeluk erat wanita itu.
"Nenek juga rindu kamu.."
"kamu sudah besar ya,,,"
"Tidak, aku masih nara si kecil yang nakal,,,
Nek,, nara ingin tidur di dekat nenek, boleh ya,,"
"Tentu saja,,, "
"Sambil mengusap rambut nara ya,,,"
"Iya..."
"Asiikk,,,"

***

"Ra,,, akhirnya kamu sadar juga nak"
"Nara kenapa ma?"
"Kamu pingsan di makam nenek, untung adikmu segera menyusul kesana, lagian kenapa tadi nggak mau mama temenin sih?"

Ma,,, andai mama tau, nara ingin berdua saja dengan nenek. Nara ingin tidur besisihan dengan nenek. Dan nenek mengelus rambut nara sambil bercerita hingga nara tidur pulas. Seperti dulu..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

rocking chair & knitted



Ku pandangi kursi rotan berwarna putih. Kursi yang ku beli beberapa waktu lalu.

Nek, ini ku hadiah kan untukmu, semoga kamu suka ya?

***

Lima tahun yang lalu
"Nenek kenapa?"
"Nenek pengen kursi goyang"
"Kursi goyang??"
"ia, nenek ingin menyulam di atas kursi goyang.."
Aku tertawa mendengar permintaan nenek.
"Nanti ya nek, kalo nara udah kerja nara beliin buat nenek.."
kataku kemudian.
"Sekarang kamu kelas berapa?"
"Dua SMP"
"Berapa tahun lagi kamu bekerja?"
"Mungkin sepuluh tahun lagi nek"
Nenek terdiam, memandangi burung yang berarak petang.
"Mungkin saat itu nenek sudah tidak ada lagi.."
Akupun terdiam.

***
Nek, nara ternyata bekerja lebih cepat dari perkiraan nara dulu. Lima tahun, tapi tetap saja nenek tidak menunggu saat ini tiba. Nenek pergi tampa mau semenit saja duduk di kursi ini. Nek, nara ingin dibuatkan lagi handuk kecil bermotif bunga, nara ingin di ajarkan merajut. Menatap matahari terbenam dan menunggu azan tiba.
Nek,,, nara rindu nenek. Senyum nenek, marahnya nenek, semua nasehat nenek....
Nara kangen...

***

Aku masih tertegun menatap kursi rotan. Berharap nenek akan duduk di sini setiap harinya. Menyambutku pulang bekerja, mencium tangannya dan memeluk tubuhnya yang mungil.
Nenek....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

kiara


Hari ini sengaja ku sisihkan waktu untuk mendengarkan siulan angin yang lalu lalang di bawah kiara. Berharap mereka menghembuskan kabar tentangmu.
Rentangan waktu ternyata tak mampu membuat kamu lenyap, Api itu makin menyala. Sepertinya aku telah salah menyiram, mataku tak mampu membedakan mana aqua mana yang petrus..

Kiara masih berdiri kokoh, sama seperti pertama kali kita singgah disini.
Saat itu kita tengah kelimpungan mencari oksigen. tingginya suhu membuat kita semakin haus akan udara. Bagaimana tidak, jika pepohonan telah menjadi beton berlapis baja.
"Ibukota tak hanya krisis ekonomi, tapi juga krisis oksigen" Begitu katamu.
Aku terperangah saat kau memperkenalkan ku dengan kiara. Ia tersenyum ramah menyambut kedatangan kita. Tak pernah bosan tersenyum sembari menghembuskan angin sejuk.
ternyata dugaan ku salah tentangnya. Banyak yang bilang kiara itu menyeramkan, penuh mistis dan angker.

"Sesuatu akan terasa berbeda jika kau mau berpola pikir berbeda pula" Lagi-lagi kau mengerti akan kebingunganku tentang Kiara.
Aku tersenyum ketika kiara mengangguk membenarkan perkataamu barusan.
"Begitu juga dengan hidup, ubahlah pikiran burukmu menjadi baik, maka semuanya pasti akan baik". Ulas mu kemudian.
Beruntung rasanya mengenal kiara dan kamu tentunya. Banyak cerita yang masih terekam fasih di lumbung kenangan.

Aku tersentak, hari sudah mulai gelap. Ternyata sudah 2 jam aku tertidur di sini. Mengapa kiara berubah juga? Ia tidak seramah dulu sama sepertimu. Ia tidak lagi tersenyum. Kesejukannya berubah menjadi bilahan dingin. Teramat dingin.
Itu karena kau tak pernah lagi mengunjunginya. Sebegitu sibukkah? atau ada hal lain yang lebih penting dari kiara?

***
*kiara : pohon beringin
*aqua : Air
*Petrus : Minyak

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

elegy senja#3



Suara televisi terdengar sangat nyaring. Angin duduk diantara serakan kertas dan tumpukan baju kotor. Ruangan yang dulu apik kini seperti habis di terpa badai.
Di pojok kiri terdengar suara isakan sesekali cekukan.
Dia, yang sebulan yang lalu kau tinggalkan tampa sebuah pesan layaknya gerry si penderita kanker atau pesan yang di berikan tina kepada anaknya angeli.
Kau pergi begitu saja dan tak ada tanda sebelumnya.

---
"Bell, sampe kapan sih lu kayak gini? kita semua khawatir sama tingkah lu.." Perempuan yang disampingnya sahabatnya sejak ia masih berada di panti asuhan. Ia tak mengenali sahabatnya yang dulu ramah, periang dan bersemangat.
Jelas kau tau kenapa penyebabnya.
"Cla, tinggalin gue sendiri,," Bentaknya.
"Okeh,,, asal lu tau anak-anak panti masih butuh lu Bell,, dan gue rasa lu perlu mereka buat bangkit".

Mengapa kau tak bawa ia serta? mengapa harus tinggalkan dia yang terlihat hidup diluar dan mati di dalam? ia bahkan lupa bagaimana cara tertawa, meracik bumbu, menyisir rambut, menyiram kembang dan bahkan menatap mentari.
Ketika mentari mulai terbenam ia duduk di alun-alun, dimana kalian sering bertukar cerita. Menertawai kelinci kendut, si meong yang berputar-putar menyentuh ekornya.
Senja ketika kau pulang bekerja dan dia tengah menyirami kembang, ia menjemputmu di ujung pagar dan membawakan tas sambil menepuk-nepuk pundakmu.

Senja kali ini masih dengan mu~mengais sisa bayanganmu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Elegy senja # 2



Malam ini seperti malam-malam sebelumnya. Matanya masih bulat dengan kelopak sembab. Untaian luka itu semakin meradang, mengeluarkan cairan di sekujur mata cokelatnya.

Ia menoleh kekanan. Yang ada hanya angin lembut tengah asik menggelitik guling tuli. Teringat ia akan sosok yang setahun ini mengisi tempat istimewa disamping gulingnya. Sosok penangkal kesedihan dan penampung kegundahannya. Sosok yang setiap malam sibuk mengusir nyamuk liar yang berusaha menculik darahnya. Sosok yang kini telah tidur untuk selamanya, tapi bukan disampingnya.

Ia menyeret kakinya keruangan yang terletak di tengah. Ada sebuah sofa panjang tempat ia menunggu kamu pulang hingga terlelap tampa sempat menyambutmu datang, karena kau pulang sudah larut malam. Hari inipun ia menunggumu datang,., ia menoleh ke arah pintu masuk. Berharap kau datang dan mengecup keningnya.

Hari ini genap kamu pergi sepuluh hari, orang-orang silih berganti menghibur dan mencoba menguatkan belahanmu itu. Tapi tak satupun yang mampu mengikis kesedihannya. Ia telah kehilangan separuh nyawanya. Bagaimana ia bisa bertahan??

Cahaya mentari menerobos tirai tipis menerpa wajah kusutnya. Sontak ia terjaga, ia telah berada di tempat tidurnya dengan selimut menutupi sebagian tubuhnya. Kembali ia menoleh ke kanan,,, Untuk pertama kali sejak kau pergi ia tersenyum. Katanya semalam ia bertemu dengan mu di merry round, tempat pertama kali kalian bertemu. Saat ia menumpahkan es krim pada kemeja biru muda mu.

“Maaf,,, maaf ,saya nggak sengaja.” perempuan berpakaian gombrong itu mencoba membersihkan kemeja mu dengan sapu tangan yang ia keluarkan dari tasnya. Ya, ia memang tidak sengaja. Tapi mungkin itu kesengajaan dari sebagian rencana Tuhan agar kalian bertegur sapa.

Ia kembali mengapung di udara, melayang-layang seperti kalian menaiki merry round bersama kuda-kuda dan kerlap-kerlip lampu warna-warni. Ia tertawa!~sendirian. Sedikit demi sedikit kewarasannya mulai direnggut perputaran waktu. Siapa yang tau?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Followers