Hujan kembali meratapi bumi. Ahkk,, rasanya malas untuk keluar, tapi dinginnya ruangan membuat aku ingin segera beranjak. Tanpa berpikir lama aku mengayun langkah menuju kantin. Segelas kopi mungkin bisa meredam kebekuan. Dengan langkah tertatih aku menuju kantin.Dari jarak 10 kaki aku melihat seorang laki separuh baya memboncengi seorang perempuan berambut bondol berkemeja rapi. Kerak hujan yang masih tersisa membuat lingkaran air di kemejanya. Si lelaki itu kemudian membuka jaketnya untuk melindungi kemejanya agar tidak terlalu basah. Senyum lelaki itu masih mengembang seiring meneduh di pinggir bangku tepat di depanku. ________________________________
“Ra,,, hari ini kamu diantar papa ya,,,”“Kenapa ma? Nara kan udah biasa jalan sama temen-temen”“Sudah jam berapa ini? Makanya kalo mandi jangan lama-lama,,,”“Nara,, bareng papa aja ya, papa sekalian ada perlu sama kepala sekolah,,”Akhirnya aku menuruti.“Nara, pegangan yang kenceng ya,,,”Entah apa yang membuat aku merasa risih, aku sudah 9 tahun, jadi sudah besar kan? Untuk apa pegangan seperti anak kecil.Jalanan dari rumah kesekolah memang tidak jauh, jalanan masih beralas bebatuan dan kerikil sungai, belum tersentuh aspal. Bila musim hujan tiba , sana sini penuh kubangan. Jalanan yang tidak rata membuat aku sesekali terlonjak. “Tuh kan,,papa bilang apa pegangan,,,”“pa,,, sampe di sini aja ya,,,,”Aku mecium tangan papa dan berlari menuju gerbang.Aku malu masa sudah besar masih di anterin...
"Maaf mba, numpang tanya, katanya di sini ada lowongan ya,,,?? Perempuan berambut bondol itu membuyarkan lamunan ku.“ohh,yah,,, Ya,, kamu jalan aja belok kanan, nanti coba tanya receptionis disana”.
Andai saja papa masih ada aku ingin seperti mereka,,,:’( Aku yang bodoh yang mengabaikan semua kesempatan yang tak akan pernah terjadi lagi kini...Pa,, maaf jika aku mengabaikanmu,,, aku ingin papa selalu membimbingku,,, kini aku menyadari aku sangat butuh bimbinganmu, butuh belaian ketenangan saat hati berkecamuk, butuh senyuman di bibir keringmu yang bisa menegarkan ku dalam kondisi apapun. Karena aku begitu lemah, rapuh, dan tidak berguna.
Otakku berputar kencang. Teringat papa terbaring lemah, Saat papa berjuang melawan rasa sakit, saat orang-orang merasa iba melihat kondisimu, saat paman berkata papa tak lagi lama, saat papa menitikkan air mata terakhir, saat aku mengecup mu untuk terakhir kalinya, saat liangmu tertimbun tanah dan tubuhku seperti tak bertulang…
Dalam semua kelemahanku, ku ingin belajar kuat, dalam kondisi apapun ,,,
my man # hujanuari
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar