Tuhan tau apa yang kita butuhkan , bukan apa yang kita inginkan

.
RSS

absen sekejap,,,

Assalamu'alaikum pok akang cang cing nyak babe,,hoe are u ???
Well.. udah lama banget neh aye kaga ngalor ngidul di sini. bahkan sekedar ngintip blog tetangge-tetangge aje jarang-jarang. *Kesambet hantu cucu si pitung.
Hahahaa,, mau cerita banyak, tapi malah bengong sambil mandangin keyboard.
banyak hal yang terjadi tiga minggu sejak aye ninggalin ni gubuk. suka duka tangis tawa,,hiksss *phah...
Ya namanya juga hidup. kalo ga gitu ga usah idup.

cuma sekian deh kayanya,, oya sekedar info dan mungkin bermamfaat. bagi yang belum bisa mungkin bisa di coba. Seperti aye yang masih belajar dari dasar bbanget. nih aye udah download. nuhun nyak,,,,
Saya akhiri saja ngalor ngidul dengan mengucapkan
Hamdalah.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

my man,,,


Laki-laki yang ku rindu...

Pa,,, apa papa bahagia disana? Sebenarnya tak ingin mengusikmu, tapi entah ingin sekali bisa bercakap layaknya anak dan bapak.Dan masih saja ingin mengajak bayanganmu dalam mimpi untuk duduk disamping mendengarkan celotehanku.. Kau akan diam saja seperti biasa. Setidaknya aku lega sekarang... aku hanya butuh papa disamping... Dan tengah malam kita mengintip sebuah gubuk di pelosok sana. Kita melihat rak dan buku-buku mulai berdebu dan di gerogoti rayap. Melihat wanita tua itu tidur berlinang air mata di raut muka yang mulai mengerut. Melihat bocah tinggi jangkung yang kesepian. Melihat kucing tanggung tidur diantara abu tungku. Melihat seekor anjing berbulu blonde mengintip dibalik kandang berharap majikannya pulang seperti biasa.

Pa, menurutmu apa aku akan mendapatkan lelaki sepertimu? Pertanyaan macam apa itu?? Hehehe... papa tertawa ya?hmm,,, sekarang aku mungkin tidak akan memikirkan akan seperti apakah lelaki itu. Yang ku tahu ia pasti mempunyai hati yang baik sepertimu. Akan menjagaku, mama dan adik juga. Bagiku penjagaanmu begitu berarti, aku menyadari saat tau papa tak kan lagi ada di sini menjaga kami. Ya,, kita sekarang terpisah bermil-mil jauhnya.

Pa,, aku ingin sepertimu, ajari aku ya? aku ingin menjadi kepala keluarga. Akan menjaga mama dan adik, mencari nafkah untuk mereka. Menghardik orang-orang yang berani menggangu mereka. Aku ingin memberikan kasih sayang dan rasa aman untuk mereka. Nyatanya sekarang aku hanyalah aku. Seorang anak yang labil dan jauh dari kedewasaan. Bagaimana aku bisa menjaga mereka?

Jika kamu benar, maka tidak perlu marah.
Jika kamu salah, maka kamu tidak layak marah.

Sabar dengan keluarga itu namanya cinta. Sabar dengan orang lain itu namanya respect, sabar dengan diri sendiri itulah kepercayaan diri.

Jangan berpikir terlalu keras tentang masa lalu, dan jangan pula berpikir terlalu banyak tentang masa depan, karena hal itu dapat membawa ketakutan. lebih baik pikirkan hari ini dan pasrahkan kepada Allah.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

[mr.spants] Rains fall ,,,


Angin menyapu hujan menjadi rintik semu, mengibas pelupuk hingga terpentalnya sel kantuk.

Setelah menyelesaikan pengakurasian data, aku bergegas ke kamar kecil. Sekedar membetulkan jilbab memoles muka pucat dengan powder tampa foundation dan menabur sedikit gincu ke bibir kering. Sudah satu windu aku tidak begini. Ku bulatkan mata menegangkan urat kantuk yang masih tersisa.
Ya,, hari ini aku akan bertemu denganya. Sewindu bukan waktu yang singkat kawan?
Ku dengar angin masih asik menyapu-nyapu hujan. Bisakah untuk berhenti?
Ternyata ia tak mendengar teriakanku dan masih asik dalam gulungan hujan.

Ku buka laci nomer dua dan mencari sebuah benda berwarna ungu.
Ku ayunkan langkah menuju sesaknya jalanan hingga menemukan mobil monyong berwarna merah. Ku pandangi kaca berembun dan tetes-tetes hujan masih bergelantungan disana.

"Woii,,, ol dong gue BT nih.."
"Heh, semut rang-rang, gimana gue mo ol di kandang gue lampunya modar..!!!"
"Haaa..makanya nunggak mulu si lu bayarnya.."
"Sekate lu ngomong, gak tau apa di kandang gue lagi hujan badai.."
"Really??? pantes aja ye muke lu kaya kapal abis kena badai*ancur pisan uy,,..hahahhaa...gue dong disini malah hujan salju..."
"Sontoloyo!! heh, bisa gak sih sehari gak ngina??
Pale lu berembun..hujan batu aja bilangnya salju.."
"Le,, ujan gini enaknya ngapain ya??"
"Kalo gue biasanya nangkep ikan yang anyut sambil lari-larian pake sempak doang :P.."
"*LO aja GUE enggak.."
"le,,, ujan gini gue teringat lagu cokelat yang "hujan warna... Daleeeem begete"
"iye le,, gue juga ke inget sebuah lagu yang gak kalah daleeeeemm begete... bikin gue kangen ama emak gue ;'("
"Apaan tuh??.."
"begini neh liriknya,, Tik,,tik tik,,bunyi hujan di atas genteng..teng teng..."
"Guplok.. iya le,, dalemm banget gue ampe nyungsep kekolong kasur"

Suara klakson yang tiada putus membuyarkan lamunanku. hujan masih terus mengalun.
Ku padangi diri di kaca spion. bedakku luntur, gincu pun sudah lenyap. Kantuk mulai menyerang kembali. Perjalanan masih setengah. Dan ku biarkan kedua kelopak mata beradu.

weh,,, ternyata udah sampe dan kelewatan barang empat meter. Hadeee,,,,
Mataku mulai menyelediki keberadaan mu. Tak kunjung juga ku lihat titik kehidupanmu berpijar.
Tak lama kau datang dengan senyuman konyol menyalami satu persatu. Melewatkan ku,,,,
Dan berlalu. Aku tertunduk sambil melihat kotak-kotak ubin membentuk lengkung kebawah.Diantara kotakan seseorang berdiri
Ku pandangi dari ujung kotak hingga keatas. Seseorang memakai celana biru tua, kemeja biru garis hitam. Kemudian ia menyalamiku. tanganya dingin seperti biasanya. Walapun tak hujan ia tetap bertangan sejuk. Karena dia terbentuk dari tetesan hujan dan salju abadi. Kita berdiri di jarak yang masih terjangkau oleh mataku. Sesekali mata kita beradu. Entah... Apa yang terjadi dengan ku. Dia begitu asing sekarang, bukan sejuk tapi dingin dibawah nol derajat.
tatapanku retak diantara lalu lalang nya angin sendu.
Akupun berpikir tadi itu salam perkenalan. Aku dengan nama ku dan dia dengan namanya. Sungguh asing. Tak ada lagi hinaan, sapaan dan panggilan yang aneh-aneh.

Ya,,, sepertinya emang tak akan ada lagi percakapan-percapakan tak penting yang membuat perutku berguling kegirangan.
Kau telah memisakan diri. sulmetku,,,

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

my silly#2

Beberapa teman saya menanyakan keberadaan akun facebook. Kok nama loe gak ada?
Yup.
Saya menutup akun facebook. Hanya sementara, jika keadaan sudah pulih dan entah bisa pulih atau tidak. Yang jelas saya tidak akan membuka untuk beberapa waktu kedepan. Mengapa? kenapa?Bagaimana bisa? Jika pertanyaan itu muncul, saya hanya tersenyum dan menjawab "tidak apa-apa". Saya punya alasan yang komplikasi dan jika dijabarkan akan butuh secangkir kopi dan sebatang waktu*hayah!!!
Sayapun mengganti nomer handphone. Dan nomer yang lamapun hanya untuk sementara saja. hingga ada orang yang baik hati membelikan saya hape *sorakin ami..huuuuu

Saya sudah berusaha untuk menikmati hidup. Walaupun kadang rasa ingin keluar dari diri saya sering muncul. Hilangnya kepercayaan kepada diri saya bahkan pada orang lain.
Masalah kemarin membuat saya banyak kehilangan momen bahagia(tepatnya bersyukur).
Saya memang sudah melewati masa sulit itu, walaupun kadang ombak-ombak itu masih bermain-main di pantai tempat saya memulai lagi membangun istana pasir.
Istana yang ia hancurkan beberapa waktu lalu.
Masalah itu seperti tsunami yang menyapu rasa bahagia dan syukur saya.
Saya ini labil, lebay, sensitive, cepet tersinggung, rendah diri, hating myself. iya, kadang-kadang.
Apakah masih ada yang mau berteman dengan orang seperti saya??
Saya menutup diri. Itu yang sedang terjadi sekarang, membuat jarak dalam ukuran yang berbeda-beda.

Saya ingin bahagia dengan diri saya, dengan semua yang telah Tuhan berikan sejak saya bernafas hingga sekarang. yah,,, saya ingin menjadi orang yang lebih bersyukur setiap saatnya, menikmati dan melakukan yang terbaik.
Adalagi yang bertanya ada apa?kenapa di tutup?
Kadang akun tsb hanya ajang pamer, menurut saya, sayapun pernah mengalaminya.
dan saya punya alasan dan tidak biasa saya tulis disini dan saya ucapkan dengan lisan. Cukup saya coret-coret di dinding hati. Tampa seorangpun yang saya ingini untuk mengerti.
Lepas dari itu saya masih ingin mencari harus bagaimanakah saya??

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

[mr.spants] drought = without U


Di pertengahan. Aku ingin semua berada di tengah. Bukan awal apalagi akhir.

Semua orang sedang menunggu September. Konon katanya bulan dengan akhiran -ber akan datangnya musim hujan, dimana tak akan ada kekeringan dan tumbuhan gersang. Tak ada lagi berita pengantrian air bersih di sepanjang tempat. Tak adalagi anak-anak yang tak mandi kesekolah.

Ku lihat sapi-sapi itu meringis kesakitan. Sudah berapa lama ia tak mandi dan menelan tetesan embun di rerumputan?
Ya,, begitu juga aku,,, di sini aku menunggu kamu,,, menunggu musim berganti.
Sore ini aku dilanda penyakit. Namanya rindu. Yah,, seperti rindu sapi pada air.
Aku mengintip di balik tirai. Langit di tutupi awan kelabu. Seperti sedang mengumpulkan bulir air yang akan ia muntahkan setelahnya. Mungkin saja sore ini akan hujan.
Sapi-sapi menengadah dengan senyum yang paling lebar. Dibenak mereka telah berduyun tentang bagaimana nikmatnya mandi di kubangan.

Aku masih di sini menunggu kamu,,,

Denting hujan semakin terasa. Derasnya hingga aku tak mendengar suara di MP4, tak mendengar teriakan kucing yanga meraung kedinginan.. Suara hujan makin dominan.
Aku masih berharap kamu datang,,
Aku terlelap di kusen jendela.

Kamu yang entah bagaimana ku jabarkan. Entah bagaimana ku urai. Betapa hebatnya kamu. Sedemikian pentingnya kamu. Betapa tidak? sebait katamu itu bisa membuat aku tertawa terpingkal hingga perut ku berputar hebat.
Aku yang haus tawa dan semua kata-kata mu itu... Bagaimana lihainya kamu memainkan kata sehingga aku tak mampu menahan semburan tawa yang kemudian melebar hingga menjerit sendiri.
Aku berharap seiring hujan itu turun kau pun datang membawa tetesan perangsang tawa. Layaknya hari-hari sebelum kemarau. Bisakah musim berganti lagi? Aku ingin kita tetap berada di musim hujan. Ketika semua baik-baik saja. Ketika kita bebas menerawang kebodohan kita. Ketika Bikini bottom tetap basah oleh tawa kita. Ketika ubur-ubur berlarian melihat jaring-jaring kita siap menerkam mereka.

Semua kering sekarang! Tandus... Apa kamu merasakan hal yang sama? atau malah sebaliknya?? Entahlah,, ku rasa begitu. Apalah arti patrick bodoh untukmu??
Kau tak akan pernah lagi mampir di negeriku yang gersang ini. Kini kau lebih suka mengunjungi negeri yang punya banyak tumbuhan tempat kau menyirami tetes tawa. Tempat melepaskan mendung diujung awan.

Aku inginkan kamu,, kamu adalah tetesan hujan senja. Tapi kini tak begitu. Kamu tak pernah menjadi sesuatu. kamu hilang di telan angin liar.

Aku tersentak, hujan mereda seiring hilangnya senja. Mataku basah,,, entah karena tetasan hujan atau memang aku tertidur sambil menangis.
Yang jelas,,, kamu tak kunjung datang.. 

Hatiku akan selalu gersang, tanpamu dan semua tentangmu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

cryingon.....


Tiba-tiba saya pengen ngopi. Kopi hitam dengan sedikit gula saja. Aromanya menggiurkan utuk segera di cicipi. Ternyata setelah dicicipi rasa pahit yang dominan membuat lidah saya kelu.
mungkin hidup juga ibarat minum kopi. yang indah di bayangan, setelah di jalani ternyata rasanya nggak selalu sama. Dan rasa dominan itu membuat saya semakin terpuruk. Sedih. Itu rasa yang dominan.

Kemarin tepatnya. Hari dimana saya ingin keluar dari diri saya.
Begini ya rasanya udah nggak punya bokap, kakak kandungpun nggak punya. Hidup selalu dililit hutang budi.

Saya masih percaya Tuhan itu adil. Walaupun kasat mata, dan kadang saya tidak melihatnya.
Saya juga tidak menyalahkan mengapa papa di ambil secepat itu? mengapa kakak-kakak saya di ambil jauh sebelum saya di lahirkan? Dan mengapa sekarang saya jadi anak sulung...
Saya hanya ingin bertanya, keadilan itu yang bagaimana??
Saya telah kehilangan papa dan kakak-kakak saya, dan saya di jauhkan dengan mama dan adik satu-satunya. Saya merasa sendiri disini. Dan saya banyak bertanya yang nggak pernah ada jawaban...
Maaf jika saya mengeluh disini. Saya telah kehilangan tempat untuk bersandar. Saya tidak percaya lagi dengan kebaikan. entah memang itu tulus atau sekedar kasihan, atau apalah saya tidak bisa bedakan.. Saya rasa semua sama.Shit!!!Maaf kata-kata saya tak layak di publikasikan. Semoga saja tidak ada yang membaca.

Mengapa orang-orang seperti saya tidak leluasa berbicara? mengatakan yang saya inginkan dan tidak saya inginkan. Mengapa orang-orang seperti saya tidak mendapatkan apa yang kami mau? selalu saja tertekan didalam, mengubur unek hingga busuk. Bahkan sekedar mengutarakan pendapat dan alasan saja kami tak mampu.
Saya hanya ingin merasakan bahagia seperti layaknya teman seusia saya, walaupun satu dua hari saja. Sayapun tak minta banyak hari. Setelah itupun saya akan melaksanakan tugas sebagaimana yang telah saya lakukan selama ini. Apa kalian pernah berpikir tentang itu? Apa hutang saya terlalu banyak? Ia, saya akui, sampai kapanpun saya tidak akan mampu melunasi hutang-hutang budi dan kebaikan kalian. Saya berterimaksih atas hal itu. Saat ini mungkin hanya itu yang saya mampu. Tapi sayapun hanya manusia biasa yang juga punya keinginan untuk sekedar bermain melepas lelah, menanggalkan beban dipundak barang beberapa jam saja... Kalau saja saya mapu mengatakan bahwa saya ingin menghirup udara segar, pepohonan yang hijau. Saya tidak minta banyak. Saya hanya ingin sedikit melonggarkan syaraf-syarat tegang yang menyebabkan migran berkepanjangan. Saya ingin tertawa lepas bersama teman lama saya. teman yang menerima saya apa adanya saya. Tak pernah berniat menanggalkan persahabatan sampai kapanpun. Begitu berharganya temanku itu untuk saya. Apa kalian pernah tau itu?

Saya lelah jika harus berbohong dengan raut saya. Wajah ceria saya hanyalah topeng belaka. Jika saya telah sendiri raut saya berubah kebalikannya. Dan bila saya tak dapat membendung di depan kalian saya akan pakai masker.
Masker ini bukan karena saya tidak kuat AC, atau saya lagi flu atau menutupi wajah saya dari debu. Bukan itu. Saya menutupi wajah muram saya yang tidak enak dipandang. cerminpun enggan menatap wajah saya, apa lagi orang-orang.

Cukup... saya rasa cukup.
Saya cengeng, memang...
Setidaknya airmata itu teman yang saya percayai tidak meminta balasan atas apapun!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

bout the bride,,

















“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” (Ar-Ruum 21)


I can't wait...to spend the rest of my life with you


Ku tunggu kamu di sini, ketika taburan bunga menhantarakan kita ke pelaminan. Kamu melingkarkan cincin di jari manisku. Dan kita duduk bersanding seharian. Seperti pangeran dan permaisuri. Entah sudah berapa lama janur ini ku simpan. Dan di hari ini akan ku pasang di hari bahagia kita.

Langkah ku semakin pasti. Aku kini telah menjadi nyonya. Dan ada terselip namamu di belakangnya. Ku harap ini selamanya. Jika suatu waktu kita mulai pudar, ingat bagaimana kita memulai. Melewati hari-hari sulit, mengalahkan rintangan dan kerikil yang menghadang.

Bukankan yang sulit didapat akan sulit juga dicampakkan?? Bukankah kesemuan kita telah menjadi nyata?
Jika kau bertanya apakah lembaran yang melelahkan sudah berakhir? tentu belum, bahkan akan semakin melelahkan, tapi setidaknya sekarang kita tak lagi sendiri. Tak ada kata kamu dan aku. Yang ada hanya kita. Kita berdua. Menyatukan segala nada menjadi melody yang indah.
“Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang isterinya (dengan kasih & sayang) dan isterinya juga memandang suaminya (dengan kasih & sayang), maka Allah akan memandang keduanya dengan pandangan kasih & sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari isterinya (dengan kasih & sayang) maka berjatuhanlah dosa-dosa dari segala jemari keduanya” (HR. Abu Sa’id)



NB: untuk kawan-kawanku yang menikah bulan ini. ikut bersuka cita, walaupun nggak bisa hadir di hari bahagia kalian... abis jauh bgt yang satu di Jogja yang satu di Bali dalam waktu yang berdekatan.. huhuhu...
Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warohmah,,,AMIN...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

sleep in the cemetery

Aku menapaki jalan setapak. Sekeliling terhampar luas lalang dan rerumputan liar. Tanah basah sisa hujan semaleman. Tak lama aku tiba di deretan pemakaman yang tersusun rapih.
Dideretan itu, papa dan di sebelahnya nenek. Orang yang ku sayangi... Aku mematung. entahlah,,, pikiran ku melayang-layang, mengendap di gelantungan awan kelabu.

Dua tahun yang lalu


Aku sibuk mengemasi barang-barang. menyusun rapi dalam tas yang di belikan ibu khusus untukku pergi esok lusa.
Nenek duduk di depan pintu kamar, menatapku sinis.
"Nek, nenek kenapa menatapku seperti itu?"
"Mengapa harus jauh-jauh ke negeri orang? memangnya tidak ada sekolah di sini?" Bibirnya bergetar. Itu tandanya ia marah padaku.
Aku dekati nenek, duduk bersila di depannya.

"Di sini memang tidak ada nek, kalaupun ada juga jauh, tidak mungkin juga pulang pergi setiap hari". Aku berusaha meyakinkan nenek. tampaknya kemarahan nenek tidak juga reda.
"Kamu tega membiarkan kami yang baru saja kehilangan papamu, sekarang kau juga pergi ?" Nadanya meninggi, kerut di wajahnya semakin terlihat jelas. Di sela urat-urat tegang tersembur air mata. Akupun tak kuasa menahan gemuruh yang ku tahan sejak tadi. aku menumpahkan gerimis di pelukan nenek.
"Pergilah, tapi kau tidak akan lagi melihat nenek selamanya".
Aku menangis meraung sejadinya.

Hari yang menyedihkan itupun tiba. Pagi ini nenek meminta adik mengambilkan air hangat untuk mandi. Ia melap tubuhnya sendiri. Biasanya nenek memintaku melap badannya yang katanya terasa gatal karena terlalu lama bergolek di kamar.
Ya, tiga tahun terakhir nenek tidak lagi mampu berjalan.
Ia mengenakan baju kembang-kembang berwarna dasar hitam dan kembang berwarna orange dan biru. Baju favoritnya. Ia lumuri wajahnya dengan bedak setebal mungkin. Mungkin ia ingin menutupi air mata yang sewaktu-waktu mengalir tampa ia sadari.

Setengah depalan nenek masih di kamar, duduk melamun sembari memegang tasbih.
Aku hampiri dengan perasaan tak karuan. Nenek masih marah padaku. Iapun belum merelakan aku pergi.
Tampa memandangi wajahku, ia berkata "Pergilah,,,"
Aku ciumi tanganya ku peluk sekali lagi.
"Pergilah, tapi kau tidak akan lagi melihat nenek selamanya". kata-kata itu selalu terniang mengaduk lukaku menjadi parah.
Tak lama nenek mengeluarkan handuk kecil yang ia rajut sendiri.
Handuk berwarna biru dengan bunga matahari di tengahnya.

*** Nek,, maafin nara, nggak mau dengerin omongan nenek. Coba saja dulu Nara tidak pergi. Nara ingin memamfaatkan waktu yana singkat itu untuk selalu menemani nenek. Memandikan nenek, menyuapi nenek, memijit nenek, mendengarkan ocehan nenek yang tiada putus dan jika nara berbicara nenek nggak bisa dengar. Walapun dulu nara sering protes karena nenek seperti anak kecil. Nara tetep sayang nenek... Rindu semua tentang nenek.

---
Tiba-tiba saja seorang wanita bertubuh tinggi berbalut baju putih berdiri dihadapanku. Wajahnya berseri. Senyumnya tak henti menghiasi bibirnya, sekilas mirip denganku, tapi ia cantik luar biasa.
"Kamu siapa?"
"Nara, kamu lupa?"
"Lupa??"
"Sejak kapan kamu tiba? nenek rindu kamu,,,"
"NENEK!!!..." aku langsung memeluk erat wanita itu.
"Nenek juga rindu kamu.."
"kamu sudah besar ya,,,"
"Tidak, aku masih nara si kecil yang nakal,,,
Nek,, nara ingin tidur di dekat nenek, boleh ya,,"
"Tentu saja,,, "
"Sambil mengusap rambut nara ya,,,"
"Iya..."
"Asiikk,,,"

***

"Ra,,, akhirnya kamu sadar juga nak"
"Nara kenapa ma?"
"Kamu pingsan di makam nenek, untung adikmu segera menyusul kesana, lagian kenapa tadi nggak mau mama temenin sih?"

Ma,,, andai mama tau, nara ingin berdua saja dengan nenek. Nara ingin tidur besisihan dengan nenek. Dan nenek mengelus rambut nara sambil bercerita hingga nara tidur pulas. Seperti dulu..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

rocking chair & knitted



Ku pandangi kursi rotan berwarna putih. Kursi yang ku beli beberapa waktu lalu.

Nek, ini ku hadiah kan untukmu, semoga kamu suka ya?

***

Lima tahun yang lalu
"Nenek kenapa?"
"Nenek pengen kursi goyang"
"Kursi goyang??"
"ia, nenek ingin menyulam di atas kursi goyang.."
Aku tertawa mendengar permintaan nenek.
"Nanti ya nek, kalo nara udah kerja nara beliin buat nenek.."
kataku kemudian.
"Sekarang kamu kelas berapa?"
"Dua SMP"
"Berapa tahun lagi kamu bekerja?"
"Mungkin sepuluh tahun lagi nek"
Nenek terdiam, memandangi burung yang berarak petang.
"Mungkin saat itu nenek sudah tidak ada lagi.."
Akupun terdiam.

***
Nek, nara ternyata bekerja lebih cepat dari perkiraan nara dulu. Lima tahun, tapi tetap saja nenek tidak menunggu saat ini tiba. Nenek pergi tampa mau semenit saja duduk di kursi ini. Nek, nara ingin dibuatkan lagi handuk kecil bermotif bunga, nara ingin di ajarkan merajut. Menatap matahari terbenam dan menunggu azan tiba.
Nek,,, nara rindu nenek. Senyum nenek, marahnya nenek, semua nasehat nenek....
Nara kangen...

***

Aku masih tertegun menatap kursi rotan. Berharap nenek akan duduk di sini setiap harinya. Menyambutku pulang bekerja, mencium tangannya dan memeluk tubuhnya yang mungil.
Nenek....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

my silly#4



Kepalaku migran! lagi lagi dan lagi. Sesekali ku jenggut hingga ikatan kupu-kupuku terlepas. Di ruangan engap ini setiap pita suara tumpang tindih mengadu kekuatan. Mencari kepuasan dengan melody masing-masing.
Aku, tak sedikitpun bersuara. Mematung di sudut sunyi. Jangan tanya jika aku terlihat semakin tak bernyawa. Biarkan saja. Toh aku tak mengusik kalian??
Di kepalaku laba-laba sedang membuat jaring, mengikat simpul di sel-sel kepala hingga aku tumpul berpikir.

Rerintik hujan menambah riuh suasana.
hei,,,,aku yang gila sedang menari diatas decak hujan...seperti bocah kecil tampa beban...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

fragmen purnama


: Sepertiga purnama

Mataku ku sepet. Tiupan Air Conditioner lebih pedas dari air cabe, dan monitor itu lebih tajam dari pisau dapur.*Halah!!!
Hal yang paling ingin saya lakukan sore ini adalah duduk di bawah pohon di rainbow troops sambil menatap langit, arakan awan, burung-burung pulang ke sarang hingga azan maghrib tiba.
Selesai Sholat dan mengaji kami duduk di teras. Marmer krem itu memantulkan cahaya bulan.

"Bulannya bagus ya??"
"Ia, apalagi nanti pas purnama, itu hanya sepertiganya..."
"Menatap bulan itu tak ada jemunya ya.."
"Kalau begitu nanti pas purnama kita liat bersama lagi ya.."
Aku mengangguk.
Rainbow troops yang berbentuk hamparan, jadi bulan itu terlihat jelas, dekat dan syahdu...
Tak lama berselang bintang bermunculan. Senyumnya menghiasi lanit.
wah....

:Purnama

hei...kalian!!jangan lagi peduli padaku!Hentikan belaskasihan kalian!aku tidak butuh!!!!!Dan termasuk kamu!!.. Leave me ALONE!!!!!.....
Pergi kataku!!!Jangan lagi bertemu...
Saya benci semua termasuk kamu. Tentang kebaikan dan balas budi. Sudah cukup rasanya berhutang padamu. Hutang kebaikan dan segenap cintamu itu. Aku tak akan mampu membayarnya...
"Bisa nggak, nggak usah baik lagi sama gue?"
"Kamu kenapa?? jangan ngomong yang aneh deh".
"Benaran,,,bisa kan??"

Kamu lalu mengeluarkan sepasang karet berwarna ungu, menyelipkan di tasku.
"Apa-apaan sih?? gue nggak mau!!!"
Kamu tak menghiraukan ocehanku..
"Okeh,,,ini yang terakhir lu baik sama gue!!!"
Dan perlahan aku menjauh, kamupun lenyap di gemuruh jalanan. Dari kejauahan ku lihat kamu semakin semu.
Tak ponsel ku bergetar.
"Sayang, tenangkan hatimu.. setelah itu mari kita bicara"

Kau yang di sana, yang sabar menghadapi aku, yang berusaha memahami kejolak dalam kerumunan hatiku. yang seketika saja airku pasang.. meledak-ledak bak tsunami, tampa kau tau penyebabnya. Menyapu segala keramahan dan kebersamaan kita beberapa waktu lalu. Melenyapkan keindahan purnama.

Kau yang tetap mengingatkan ku akan purnama.
Di sela airmata yang masih tersisa ku sempatkan menengok keluar. Indah memang. Tapi mungkin akan lebih indah jika kita melihatnya bersama.
Kekacauan yang terjadi membuat aku melupakan keberadaa purnama.

Lain waktu aku ingin perbaiki.. apa aku masih ada kesempatan??
Kamu yang selalu menyisihkan rasa maaf untukku... Semoga lain hari aku tak lagi mengatakan kata maaf dan melakukan kesalahan yang sama. Dan kamu tak lagi harus sisihkan kata maaf itu untukku. Cukup rasa ketenangan dan kesabaran yang kau punya agar aku tertular juga... Aku ingin lebih kuat dan sabar...
Tak lupa rasa syukurku karena kamu menyayangiku dan menentramkan hatiku....

Thank's bul...
Sahabat terbaik...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

kiara


Hari ini sengaja ku sisihkan waktu untuk mendengarkan siulan angin yang lalu lalang di bawah kiara. Berharap mereka menghembuskan kabar tentangmu.
Rentangan waktu ternyata tak mampu membuat kamu lenyap, Api itu makin menyala. Sepertinya aku telah salah menyiram, mataku tak mampu membedakan mana aqua mana yang petrus..

Kiara masih berdiri kokoh, sama seperti pertama kali kita singgah disini.
Saat itu kita tengah kelimpungan mencari oksigen. tingginya suhu membuat kita semakin haus akan udara. Bagaimana tidak, jika pepohonan telah menjadi beton berlapis baja.
"Ibukota tak hanya krisis ekonomi, tapi juga krisis oksigen" Begitu katamu.
Aku terperangah saat kau memperkenalkan ku dengan kiara. Ia tersenyum ramah menyambut kedatangan kita. Tak pernah bosan tersenyum sembari menghembuskan angin sejuk.
ternyata dugaan ku salah tentangnya. Banyak yang bilang kiara itu menyeramkan, penuh mistis dan angker.

"Sesuatu akan terasa berbeda jika kau mau berpola pikir berbeda pula" Lagi-lagi kau mengerti akan kebingunganku tentang Kiara.
Aku tersenyum ketika kiara mengangguk membenarkan perkataamu barusan.
"Begitu juga dengan hidup, ubahlah pikiran burukmu menjadi baik, maka semuanya pasti akan baik". Ulas mu kemudian.
Beruntung rasanya mengenal kiara dan kamu tentunya. Banyak cerita yang masih terekam fasih di lumbung kenangan.

Aku tersentak, hari sudah mulai gelap. Ternyata sudah 2 jam aku tertidur di sini. Mengapa kiara berubah juga? Ia tidak seramah dulu sama sepertimu. Ia tidak lagi tersenyum. Kesejukannya berubah menjadi bilahan dingin. Teramat dingin.
Itu karena kau tak pernah lagi mengunjunginya. Sebegitu sibukkah? atau ada hal lain yang lebih penting dari kiara?

***
*kiara : pohon beringin
*aqua : Air
*Petrus : Minyak

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

elegy senja#3



Suara televisi terdengar sangat nyaring. Angin duduk diantara serakan kertas dan tumpukan baju kotor. Ruangan yang dulu apik kini seperti habis di terpa badai.
Di pojok kiri terdengar suara isakan sesekali cekukan.
Dia, yang sebulan yang lalu kau tinggalkan tampa sebuah pesan layaknya gerry si penderita kanker atau pesan yang di berikan tina kepada anaknya angeli.
Kau pergi begitu saja dan tak ada tanda sebelumnya.

---
"Bell, sampe kapan sih lu kayak gini? kita semua khawatir sama tingkah lu.." Perempuan yang disampingnya sahabatnya sejak ia masih berada di panti asuhan. Ia tak mengenali sahabatnya yang dulu ramah, periang dan bersemangat.
Jelas kau tau kenapa penyebabnya.
"Cla, tinggalin gue sendiri,," Bentaknya.
"Okeh,,, asal lu tau anak-anak panti masih butuh lu Bell,, dan gue rasa lu perlu mereka buat bangkit".

Mengapa kau tak bawa ia serta? mengapa harus tinggalkan dia yang terlihat hidup diluar dan mati di dalam? ia bahkan lupa bagaimana cara tertawa, meracik bumbu, menyisir rambut, menyiram kembang dan bahkan menatap mentari.
Ketika mentari mulai terbenam ia duduk di alun-alun, dimana kalian sering bertukar cerita. Menertawai kelinci kendut, si meong yang berputar-putar menyentuh ekornya.
Senja ketika kau pulang bekerja dan dia tengah menyirami kembang, ia menjemputmu di ujung pagar dan membawakan tas sambil menepuk-nepuk pundakmu.

Senja kali ini masih dengan mu~mengais sisa bayanganmu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

as myself...


Banyak peristiwa yang bisa di ambil hikmahnya, kemudian terlahirnya pola pikir.
dengan kesalahan kita mampu belajar memahami dan mencari kebenaran. Itu mungkin yang sedang saya alami. Banyak orang yang menghakimi menilai rendah dan buruk karena seseorang melakukan kesalahan. Kesalahan yang terkadang terlihat klise,

Sebenarnya salah tidak salah bukan karena bagaimana perbuatannya terkadang yang perlu digaris bawahi siapa yang membuat kesalahan.
Ada yang bilang" Uang bisa membolak- balikkan segala yang ada di dunia"
Saya terkadang membatulkan dalam beberapa hal.
Jika uang dan segala harta telah menjadikan seseorang nomor satu.
"Kenapa sih ngga lawan aja?"
"Dia kan punya ini, itu bla bla... kalo ada apa-apa kita butuh dia"
yayaya... karena itulah mereka menjadi kan keputusan merekalah yang benar, dan orang lainlah yang salah.

Kadang muak juga jika kekuasaan, jabatan dan harta sudah menjadi raja yang paling bertahta.
Dari dulu saya menemukan keganjilan, seperti anak-anak yang bersekolah dimana orang tua mereka menjadi staf dan mengajar di situ.
"Oh,,,pantes saja dia kan anak kepala sekolah"
mereka bela-belain sekolah jauh guna mendapatkan kepopularitas sebagai "anak guru"
Dan mendapatkan perlakuan yang istimewa. ya mungkin nggak semua guru yang mengistimewakan mereka, tapi tetepkan mereka nggak diperlakuin sama ama yang lain.
"Sayapun pernah mengalami, walaupun dulu papa mengajar di sekolah yang berbeda, tapi papa kenal baik dengan beberapa guru disekolah dimana saya bersekolah. Saya tidak mau diperlakukan begitu, saya sama dengan murid yang lain! jika saya tidak ikut olahraga itu memang fisik saya yang lemah,
jujur risih! Jika orang memperlakukan kita baik atau sebaliknya karena orang-orang sekitar.
Sampe sekarang pun banyak kesenjangan-kesenjangan yang terjadi.
Karena saya bekerja melalui saudara. kadang mereka bertanya siapa saudaranya?
"ouuhh si anu,,,"
Arrggrr...
Suatu saat saya pengem deh nyari kerja sendiri tampa harus embel-embel "oh si anu"

Dan kadang saya merasa mereka mau berteman karena saya pacar "si anu"
Argggrrghhh... lagi-lagi embel-embel "si anu"

Anggaplah saya sebagai diri saya sendiri, pliss...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

my silly#1






Otak saya sumpek akhir-akhir ini, ya... Lebaran tak bersama mama dan jun membuat saya merasa ada kekurangan di setiap likuk waktu. Jika di bilang saya menyambut hari kemenangan dengan sangat gembira, ya, saya gembira Kebersamaan bersama keluarga besar, hiruk pikuk anak kecil, tawa canda semua saya nikmati. Kebahagiaan saya imbang dengan kesedihan saya.

Hari lebaran bertepatan dengan hari kepergiaan papa. jelas membuat saya sering termenung sendiri. Saya hampa. Tangan-tangan sepupu saya mencoba mengusir lamunan.
Ya, siang itu kami pergi ke makam saudara saya.
Saya berpikir, apa nisan papa di sana ada yang menengok? membacakannya do'a? menaburi mawar? mencabuti rumput liar yang mulai menyubur? Aku tau papa lebih membutuhkan anak-anaknya tumbuh soleh dan solehah dan mendo'akannya sepanjang sujud..tapi aku???

tak lama seseorang disana mencoba menghubungi, menghalau lamunan dan kembali menabur seonggok kerinduan..
Seperti kebencian dan rindu itu, membuat saya memutuskan komitmen - komitmen saya.
Ya,, saya butuh papa, bukan dia. tapi kadang saya merasa sesekali papa ada dalam dirinya. konyol memang. saya berharap tangannya mampu melindungi saya seperti perlindungan yang papa beri. mungkin persepsi saya yang salah, ini hanya sebuah ilustrasi. Jika kemudian ia mampu membuat saya tersenyum setiap harinya.

tapi saya terkadang sadar, tak ada yang seperti pelindungan papa. sayangnya kesadaran saya timbul tenggelam. saya terhanyut dengan ilustrasi kasih seorang ayah.
Dia bukan papa, dan dia tak pernah anggap saya anaknya. Ia, saya tau, ,

kehidupan yang imbang ternyata tak selamanya bagus. saat semuanya imbang antara waras dan ketidak warasan itu ada. Antara dunia dan akhirat dan antara saya dan dia.
ada yang bilang saya ini aneh, plin-plan. Ia, itu memang saya.
ada yang bertanya mengapa hidup saya selalu galau?
ah,,,kalian tidak tau rasanya kehilangan, bagaimana jarak itu bisa membunuh ke pekaan, bagaimana rasanya diri ini seolah sebuah boneka pajangan.

***
Mungkin sekarang saya hanya ingin memamfaatkan waktu selagi ia dekat, hingga keterpisahaan itu semakin nyata, seperti aku dan papa. hingga waktunya tiba saat burung besi itu akan membawa ia pergi ke tanah salju dan deretan bunga sakura, nantinya jarak itu lambat laun akan memudarkan rasa. saya harap begitu , semoga ia juga.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Followers