Di malam yang mencekam
pemuda itu terus menghisap cerutunya
Mulutnya menganga setiap kali memuntahkan gombolan udara kelam
kunang - kunang memilih bungkam dalam lipatan daun kering
Otak karatnya mencoba mengulik memori yang tersisa
Kata yang pernah terlontar pada sang ilalang
“lihAt lah ilalang, suatu saat aku akan merubah semuanya.
Aku buang cerutu , keunikan dan semua larangan kuno mu
Sekarang biarkan aku seperti apa yang aku mau, hidup ku kebahagian ku sesuka apa yang aku mau. Aku masih muda . tubuh ku kuat taka da tandingan.dan masih banyak kesempatan untuk ku.
Jagan pernah usik!! Bentaknya “
Denga lembut ilalang berdesis “tapi waktu mu hanya sebentar pemuda...“
dengan penuh amarah ia cabut ilalang hingga akar-akarnya.
“Selamat tinggal“... ilalang terkulai tak bernyawa....
sejak itu ia
Menghiraukan kicauan burung nan syahdu
Mengindahkan pituah si hang
Menepis kesegaran embun pagi
Lamunannya tersentak
Ada cahaya putih merasuk dipola matanya
Tak lama terlihat sos0k laki-laki baya memakai tongkat, baju compang camping,
kulit hitam legam penuh lipatan kusut
Berjenggot dan kumis putih tengah terbatuk – batuk....
Huk huk...
“boleh aku minta cerutu mu?“
“siapa kau?“
“bercerminlah, maka kau akan tau siapa aku“
Cahaya itu menghilang sekejap mata.
Tampa ragu ia mengambil sebuah cermin
Terlihat jelas disana sosok laki-laki baya tadi tengah meniru gerakan nya
note : jangan sia-sia kan waktu yang tersisa
0 komentar:
Posting Komentar