Tuhan tau apa yang kita butuhkan , bukan apa yang kita inginkan

.
RSS

.semoga saja....



Dua menit lagi jarum panjang dan pendek akan menyatukan diri di angka 12. Ku toreh dibalik tirai. Sepertinya raut langit tak secerah pagi tadi. Seperti sedang membendung kesedihan yang tak mampu dikeluarkan. Hmmm... Aku menarik nafas panjang. Mengancang-ancang untuk menghirup oksigen yang mungkin agak tersendat.

Alunan Secondhand serenade masih setia menemani siang yang sendu ini.

Mataku menerawan. Menembus awan tipis mencari-cari warna langit. Aku rindu langit biru.
Ponsel ku bergetar. Seketika ruh kembali turun dengan sedikit kekecewaan . Ia memasuki seonggok bangkai yang tengah duduk mematung.

Sapaan hangat dari seorang teman. Aku sudah menduga, ia sedang berada dalam keadaan yang sulit. Tengah dilema dan tak tahu harus bagaimana. Layaknya hari-hari sebelumnya ia bercerita tentang seoragn wanita yang membuat ia mabuk kepayang. Membuat hari-harinya diselimuti kabut kelabu.

Sosok itu memang istimewa baginya, bagiku, mungkin juga bagi setiap orang yang mengenalinya.
Apa yang harus ku katakan pada sahabat ku itu ? Sedang aku sendiripun sedang berusaha menata hati yang mungkin sedikit berantakan akhir-akhir ini. Sedang bertanya-tanya tentang apa yang harus aku lakukan? Dan bagaimana seharusnya aku? Iapun melontarkan pertanyaan yang aku sendiri juga tengah mengalaminya. Sungguh diluar nalar ku.
Kembali lamunanku melayang pada sosok itu. Baru saja kemarin ia jadi sahabatku, sekejap mata menjelma menjadi orang asing. sangat asing. entah... nafas ku kembali tersendak jika mengingatnya.

Pantas kah aku memberikan sedikit wejangan kata-kata yang entah aku bisa atau tidak menjalaninya?

Aku yang berlaku sok bijak dengan lantang melejitkan lembaar demi lembar kata tampa berpikir untuk yang kedua kali. Yang aku tahu aku ingin membantu teman ku , aku ingin ia tak terus terpuruk dalam kesedihan yang menyita waktunya.

Begini kata yang terlintas begitu saja.

"Perasaan itu sangat jujur dan sifatnya independent, dalam artian ia bebas, tak mau diatur dan dipaksa. Jadi biarkan semua mengalir , ingat ALLAH menitipkan kebahagiaan telah satu paket dengan kesedihan. Berusaha melupakan apalagi membenci hanya akan menambah luka mu. Yang perlu dilakukan menikmati kepedihan menjadi sesuatu yang indah, dan coba luruskan kiblatmu."

Kata yang menurutku terlalu berat.

Luruskan kiblatmu. Apa aku sudah berlaku begitu??
Entahlah...
Semoga saja teman ku menemukan jalan yang terbaik hingga semua berakhir dengan baik.
Semoga saja.
. .

Jarum panjang bergulir pelan kesebelah kanan. Cacing-cacing mengaung kelaparan. Semangkuk mi instan cukup untuk menyumpel mulut mereka.

Aku duduk menyendok mi sambil merilik keatas.
Langit bersembunyi dibalik awan pucat,entah sedang apa langit itu? mengapa ia terus bersembunyi disana?
Daun petai cina bergoyang pelan menghibur burung yang berkeliaran di pucak dahan.

Kembali ponselku bergetar.

Ada teman lama yang meminta maaf, karena waktu itu tak bisa menemani ku ke suatu tempat. Ia masih seperti dulu dengan sekelumit masalah yang menyanggah keluarganya. Sudah berapa lamanya ia belum juga mendapatkan pekerjaan. Ia anak pertama dari empat bersaudara. Setidaknya ialah yang bertanggugn jawab membantu membiayai kebutuhan adik-adiknya. Aku tidak membantu banyak. Aku hanya menghibur sekedar meringankan bebannya. Menawarkan lorongan kerja. Selalu berharap ia akan mendapatkan pekerjaan :)
semoga saja...


Berentet setelah itu ada beberapa orang yang katanya merindukan aku.

Yang pertama sepupu ku. Sejak perkuliahan dimulai, kapasitas jumpa kami memang sangat jarang. Ia meminta saran kemana ia akan bersekolah setelah lulus dari SMP. Yah, sekedar saran yang mungkin saja bisa membantunya :) Semoga saja ia memutuskan pilihan yang tepat untuk hari depannya nanti:)
semoga saja....

Yang kedua dari seseorang yang dulu pernah hadir mengisi ruang - ruang semu. ia mengatakan ia rindu masa-masa sekolah, masa-masa dia begitu menyayangiku, disaat ia mau berkomitmen dengan hubungan yang lebih baik, rindu semua tentang ku. Katanya begitu.

"boleh kangen, asal jangan berlarut-larut, nanti lu terluka lagi"

Hampir sama dengan kasus sahabat ku diatas, melupakan. Mengapa mereka mencoba melupakan? manusia diciptakan mempunyai daya ingat dan memori untuk menampung segala objek yang mungkin telah dilalui. Untuk apa dilupakan? Bukankah semua anugerah atas umur dan kesempatan yang ALLAH beri untuk kita? Rasa sakit itu tak hakikinya sakit.
Bagaimana jika dilihat dari sudut yang berbeda.

Kata-kata yang berupa nasehat itu juga tertuju kepada saya. saya yang masih banyak belajar dari bangku alam yang terpampang dalam kehidupan.

semoga saja dia yang juga teman ku itu diberi keihklasan mengahdapinya, semoga ia kelak mendapatkan seseorang yang dapat menggantikan posisiku, terlepas dari sakitnya. Dan akan ku katakan sekali lagi kesedihan telah satu paket dengan kebahagiaan. Ini hanya soal waktu kawan.
semoga saja...

hari ini... Aku kembali bersyukur unutk setiap oksigen yang ku hirup. akan terasa berguna saat kita masih dibutuhkan dan di anggap ada oleh orang-orang disekitar kita. Semoga hidup ku bermamfaat untuk orang lain.Dan semoga ALLAH akan terus berada bersama ku
semoga saja...


***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Followers