Tiba-tiba saya pengen ngopi. Kopi hitam dengan sedikit gula saja. Aromanya menggiurkan utuk segera di cicipi. Ternyata setelah dicicipi rasa pahit yang dominan membuat lidah saya kelu.
mungkin hidup juga ibarat minum kopi. yang indah di bayangan, setelah di jalani ternyata rasanya nggak selalu sama. Dan rasa dominan itu membuat saya semakin terpuruk. Sedih. Itu rasa yang dominan.
Kemarin tepatnya. Hari dimana saya ingin keluar dari diri saya.
Begini ya rasanya udah nggak punya bokap, kakak kandungpun nggak punya. Hidup selalu dililit hutang budi.
Saya masih percaya Tuhan itu adil. Walaupun kasat mata, dan kadang saya tidak melihatnya.
Saya juga tidak menyalahkan mengapa papa di ambil secepat itu? mengapa kakak-kakak saya di ambil jauh sebelum saya di lahirkan? Dan mengapa sekarang saya jadi anak sulung...
Saya hanya ingin bertanya, keadilan itu yang bagaimana??
Saya telah kehilangan papa dan kakak-kakak saya, dan saya di jauhkan dengan mama dan adik satu-satunya. Saya merasa sendiri disini. Dan saya banyak bertanya yang nggak pernah ada jawaban...
Maaf jika saya mengeluh disini. Saya telah kehilangan tempat untuk bersandar. Saya tidak percaya lagi dengan kebaikan. entah memang itu tulus atau sekedar kasihan, atau apalah saya tidak bisa bedakan.. Saya rasa semua sama.Shit!!!Maaf kata-kata saya tak layak di publikasikan. Semoga saja tidak ada yang membaca.
Mengapa orang-orang seperti saya tidak leluasa berbicara? mengatakan yang saya inginkan dan tidak saya inginkan. Mengapa orang-orang seperti saya tidak mendapatkan apa yang kami mau? selalu saja tertekan didalam, mengubur unek hingga busuk. Bahkan sekedar mengutarakan pendapat dan alasan saja kami tak mampu.
Saya hanya ingin merasakan bahagia seperti layaknya teman seusia saya, walaupun satu dua hari saja. Sayapun tak minta banyak hari. Setelah itupun saya akan melaksanakan tugas sebagaimana yang telah saya lakukan selama ini. Apa kalian pernah berpikir tentang itu? Apa hutang saya terlalu banyak? Ia, saya akui, sampai kapanpun saya tidak akan mampu melunasi hutang-hutang budi dan kebaikan kalian. Saya berterimaksih atas hal itu. Saat ini mungkin hanya itu yang saya mampu. Tapi sayapun hanya manusia biasa yang juga punya keinginan untuk sekedar bermain melepas lelah, menanggalkan beban dipundak barang beberapa jam saja... Kalau saja saya mapu mengatakan bahwa saya ingin menghirup udara segar, pepohonan yang hijau. Saya tidak minta banyak. Saya hanya ingin sedikit melonggarkan syaraf-syarat tegang yang menyebabkan migran berkepanjangan. Saya ingin tertawa lepas bersama teman lama saya. teman yang menerima saya apa adanya saya. Tak pernah berniat menanggalkan persahabatan sampai kapanpun. Begitu berharganya temanku itu untuk saya. Apa kalian pernah tau itu?
Saya lelah jika harus berbohong dengan raut saya. Wajah ceria saya hanyalah topeng belaka. Jika saya telah sendiri raut saya berubah kebalikannya. Dan bila saya tak dapat membendung di depan kalian saya akan pakai masker.
Masker ini bukan karena saya tidak kuat AC, atau saya lagi flu atau menutupi wajah saya dari debu. Bukan itu. Saya menutupi wajah muram saya yang tidak enak dipandang. cerminpun enggan menatap wajah saya, apa lagi orang-orang.
Cukup... saya rasa cukup.
Saya cengeng, memang...
Setidaknya airmata itu teman yang saya percayai tidak meminta balasan atas apapun!
cryingon.....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
sedih sekali saya baca postingan ini, sumpah.. #berkaca-kaca mata saya..!
semoga tetap tegar yah..!
Allah bersama orang2 yg sabar.
insyaAllah.
it's okay if you feel sad and write on ur blog...
sometime
everything gonna be okay.
my aunt telling me in the hardest way don't be worry, it's our success way wanna be.
Posting Komentar