Desau mu kembali merajau hati yang galau. Setelah sekian lama mengendap di kerak bumi, kini ia kembali mencuat di pesisir lahar mendidih
Semakin ku mendekat, semakin terasa panas,
Ini bukan sebuah opera yang dipentaskan tengah malam
Ini juga bukan kisah-kisah dalam dongeng kuno
Ini sebuah realita kehidupan yang tercipta karena mu
Disini, telah ku bangun gubuk berdinding kerinduan, dihiasi kerlap-kerlip lampu-lampu cinta, beralaskan karpet kasih sayang. Dan berharap suatu saat kau akan mengetuk gubuk ini. Duduk disinggasana ku.
Tengoklah sayang, walapun hanya sedetik saja, berikan senyumanmu walau hanya seutas saja.
Suatu hari diantara pengharapan dan keputusasaan sebuah tangan mengetukkan jarinya digubuk ini. Aku mengintip dibalik tirai bimbang, berharap kaulah yang mengetuknya. Tak peduli alasan kau mengetuk, walau nanti kau bilang hanya salah alamat, atau kau tersasar kesini dan sedang kesulitan mencari seseorang. Tak sengaja mu pun telah membuat aku melambung.
Ku tarik gagang pintu harapan dengan untaian senyum di kerak muka yang sedikit mengering- haus akan cintamu.
Wajah asing tengah berdiri dihadapanku. Senyumnya menawan, tentu tak semenawanmu, tentu saja.
Ia mengulurkan tangannya untuk membawa aku pergi dari gubuk ini. Ia menjanjikan sebuah rumah kaca, di sana aku dapat melihat seluruh isi dunia jika aku mau.
Entah apa yang ku pikirkan tentangmu, seakan semakin bias. dan pada akhirnya ku lihat gubuk ini runtuh perlahan. Harapan itupun lenyap bersama gubuk itu.
Itu artinya kau juga lenyap?? Tidak sayang,,, kau tak pernah lenyap. Ku pastikan kau tak akan pernah lenyap.
Lalu aku harus bagaimana?
***
by Ridevl
to : Son of vita
gubuk#1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
kamu, hatimu, selalu tahu kemana arah inginmu, selaras pergi bersama hasrat yg kian mengebu ku rasa. semoga tak menjadi belaka tentunya, semoga yh...^_^
Posting Komentar