Tuhan tau apa yang kita butuhkan , bukan apa yang kita inginkan

.
RSS

a symphony

Ku telanjangi segala rasa,

hingga yang tersisa hanya kerinduan

rindu akan sepotong mozaik kehidupan

Dimana langit menganga menyambut indahnya hari

dedauanan kuning berjatuhan menerpa wajah yang berseri

Angin bertiup manja menggelitik pelepah hingga mengahasilkan sebuah nada

Dengan genit dedaunan muda membentuk tubuhnya seperti sebuah biola hingga terdengar nada harmonik ketika beradu dengan dawai angin

dawai angin seakan sangat lihai mengatur ritme, timbre dan nada menjadi sepadan

Burung pelatik menuip saxophone berwarna keemasan

Tupai-tupai gendut berjejer menyatukan gigi menjadi piano

jari lentik sang capung siap menekan tuts demi tuts

Matahari menyinari , Menerpa saxophone hingga memantulkan cahaya gemilau seperti lampu sorot ke arah ku

Awan awan berkumpul menyaksikan orkestra mewah ini

Ku mulai berdiri ditengah layaknya seorang komponis

Kesatuan mereka menghasilkan symphony yang menakjubkan

Gendang angkasa membahana menghasilkan nada sumbang

Merusak segala ritme, mengacaukan nada-nada yang telah terbentuk sempurna

Gumpalan awan menangis mengungkapkan kekecewaan

Menumpahkan bulir bulir sungai di sela kabut

Kini, yang terdengar hanya celotehan hujan dan makian petir

Aku... masih berdiri menatap langit yang dibalut awan hitam

Langit bungkam bersembunyi di balik awan hitam pekat

Mataku mulai mengempul tak jelas ini karena hujan atau airmata

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

putiL mengatakan...

Ku telanjangi segala rasa,

heheh....

Followers