Tuhan tau apa yang kita butuhkan , bukan apa yang kita inginkan

.
RSS

entrepreneur

Perkuliahan semerter ini sudah berlangsung seminggu yang lalu. rasanya aku malas melihat mata kuliah yang terpampang dijadwal. tak satupun aku paham. #lol. *jedotin pala ke tembok*.

amie!!!berhentilah menyalahkan diri. Menyesal?sudah bukan waktunya lagi. mengeluhpun tak menggeser nasib.
Jalani saja. itulah kata-kata yang agak tepat untuk menghanyutkan penyesalan:hope so

ia memang dijalani. buktinya sudah setengah perjalanan. dan akan ada akhir disudut mimpi.hahay...

sebenarnya pengen ngebahas apa sih??

Hehehe..mangap mangap. iklan bentar.

selasa jam pertama matkul jaringan komputer. pastinya pikiran kita tertuju pada hal-hal yang berhubungan dengan tetek bengek komputer.ya kan? *manggut-manggut aja dah dari pada kepala dilempar kaos kaki bau*

Eh,,ternyata eh ternyata...

Ini dosen beda dengan yang laen. #rasa baru.*permen kalee*
Namanya Muhammad Arif. Arip panggilan sayang dari babe (padahal orang-orang juga pada manggil itu sih..) Betawi asli. tau kan gimana kalo orang betawi ngomong. Jujur saya suka dengerin orang betawi ngomong. behh logatnya, ceplas-ceplosnya, seru aja gitu, gocak abis...
Dari awal (ga tau awalnya gimana sih soalnya saya telat) #ehh,,keceplosan *anak-anak jangan ditiru ya*

Doi cerita tentang kehidupan pribadinya.
Setelah lulus S1 dia diterima menjadi pegawai negeri, tapi dengan tegas ia menolak. Padahal berpuluh ribu bahkan ratusan orang yang ingin menjadi pegawai negeri. Banyak orang telah menggunakan berbagai cara agar bisa diterima sebagai pegawai negeri. Dari hal bersih bahkan yang paling kotor sekalipun. Tapi malah tidak diterima. Jelas saja keluarganya serentak menganggap ia tidak waras.

Memang sebuah keputusan ada pro dan kontra. Tapi ia tak sedikitpun gentar. Tahun 2000 (kalo engga salah, soalnya kuping rada-rada gimana gitu)ia mulai usaha gorengan dengan modal Rp.75.000, ia jajakan di sekolah-sekolah. Usahanya berjalan sampai sekarang. sudah menyebar ke 27 sekolah. dengan pendapatan melebihi gaji pegawai. Tidak berhenti disitu, ia mempunyai skala setiap waktu.
perhari = jualan gorengan
peminggu = jualan lontong sayur
perbulan = gajinya sebagai dosen dan kebag IT dibeberapa perusahan, belum lagi hasil program-program yang ia rintis.
pertahun = jualan kain sarung dan kambing pas lebaran haji

Alhasil sekarang ia telah mempunyai beberapa indomaret dan pabrik roti, warnet.

banyak ilmu yang ia ajarkan selain komponen komputer, ditambah cara penyampaiannya yang engga bikin ngantuk apalagi boring.

Beberapa orang beralibi jika orang padang itu pandai berdagang, tapi tidak semua, hanya sebagian besar mungkin. Dan ternyata orang betawi juga pintar berdagang. SO... jauhkanlah mengkotak-kotakkan ras, suku. Ingat, dihadapan ALLAH kita sama.

***
Menurut McGraith & Mac Millan (2000), ada tujuh karakter dasar yang perlu dimiliki setiap calon wirausaha. Ketujuh karakter tersebut adalah sebagai berikut.

1. Action oriented. Bukan tipe menunda, wait and see, atau membiarkan sesuatu (kesempatan) berlalu begitu saja. Dia tidak menunggu sampai segala sesuatunya jelas dulu, atau budget-nya ada dulu. Dia juga tidak menunggu ketidakpastian pergi dulu, baru berusaha. Mereka adalah orang yang ingin segera bertindak, sekalipun situasinya tidak pasti (uncertain). Prinsip yang mereka anut adalah see and do. Bagi mereka, risiko bukanlah untuk dihindari, melainkan untuk dihadapi dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.

2. Berpikir simpel. Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat kompleks, mereka selalu belajar menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi, mereka bukanlah manusia teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan yang kompleks. Mereka melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan masalah satu demi satu secara bertahap.

3. Mereka selalu mencari peluang-peluang baru. Apakah itu peluang usaha yang benar-benar baru, atau peluang dari usaha yang sama. Untuk usaha-usaha yang baru, mereka selalu mau belajar yang baru, membentuk jaringan dari bawah dan menambah landscape atau scope usahanya. Sedangkan dalam usaha yang sama, mereka selalu tekun mencari alternatif-alternatif baru, seperti model, desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, dan struktur biaya produksi. Mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan juga dari cara-cara baru.

4. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi. Seorang wirausaha bukan hanya awas, memiliki mata yang tajam dalam melihat peluang atau memiliki penciuman yang kuat terhadap keberadaan peluang itu, tetapi mereka bergerak ke arah itu. Peluang bukan hanya dicari, melainkan diciptakan, dibuka, dan diperjelas. Karena wirausaha melakukan investasi dan menanggung risiko, maka seorang wirausaha harus memiliki disiplin yang tinggi. Wirausaha-wirausaha yang sukses bukanlah pemalas atau penunda pekerjaan. Mereka ingin
pekerjaannya beres, dan apa yang dipikirkan dapat dijalankan segera. Mereka bertarung dengan waktu karena peluang selalu berhubungan dengan waktu. Apa yang menjadi peluang pada suatu waktu, belum tentu masih menjadi peluang di lain waktu. Sekali kesempatan itu hilang, belum tentu akan kembali lagi. Setiap gagasan brilliant dan inovasi biasanya harus dibangun dari bawah dan disusun seluruh mata rantai nilainya (value chain).

5. Hanya mengambil peluang yang terbaik. Seorang wirausaha akan menjadi sangat awas dan memiliki penciuman yang tajam pada waktunya. Berbeda dengan pemula yang belum terlatih dan masih bingung, maka wirausaha yang terlatih akan cepat membaca peluang. Namun, wirausaha sejati hanya akan mengambil peluang yang terbaik. Ukuran menarik itu adalah pada nilai-nilai ekonomis yang terkandung didalamnya, masa depan yang lebih cerah, kemampuan menunjukkan prestasi, dan perubahan yang dihasilkan. Semua itu biasanya
dikaitkan dengan “rasa suka” terhadap objek usaha atau kepercayaan bahwa dia “mampu” merealisasikannya. Pada akhirnya, sukses yang diraih setiap orang ditentukan oleh keberhasilan orang itu dalam memilih.

Success = (choice)

Success adalah fungsi dari keberhasilan memilih. Apakah memilih sekolah, karier, bidang usaha, teman, pasangan, karyawan/eksekutif, mitra usaha, dan sebagainya. Pilihan yang terbaik akan menentukan hasil yang bisa dicapai.

6. Fokus pada eksekusi. Wirausaha bukanlah seorang yang hanya bergelut dengan pikiran, merenung atau menguji hipotesis, melainkan seorang yang fokus pada eksekusi. Mereka tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran atau berputar-putar dalam pikiran penuh keragu-raguan. “Manusia dengan entrepreneurial mindset mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan merealisasikan apa yang dipikirkan daripada menganalisis ide-ide baru sampai mati” (McGraith dan Mac Millan, 2000, hlm.3). Mereka juga adaptif terhadap situasi, yaitu mudah menyesuaikan diri dengan fakta-fakta baru atau kesulitan di lapangan.

7. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti. Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan tangan dan pikiran banyak orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya. Mereka membangun jaringan daripada melakukan semua impiannya sendiri. Ibarat seorang orkestrator atau dirigen musik, dia mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli dalam memainkan instrumen yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada-nada musik yang disukai penonton. Untuk itu, dia harus memiliki kemampuan mengumpulkan orang, membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan berkomunikasi.

Itulah karakter-karakter dasar yang disebut sebagai entrepreneurial mindset.

Ditulis ulang oleh Setyono (Anggota Milis TDA) dari buku Modul Kewirausahaan untuk Program Strata 1. Penulis Prof. Rhenald Kasali, PH.D. dkk.

***

Dalam dunia perdangangan, ada aturan-aturan yang telah diatur oleh agama maupun pemerintahan. Berdagang bukan hanya sekedar mencari keuntungan. banyak hal-hal yan gperlu di perhatikan dan dipelajari. salah satunya 'riba'.

Al-Qur’an menjelaskan tentang riba, pada surat Al-baqarah:275 dan ayat inilah yang menjadi hukum mengenai status riba

الَّذِينَ يَأْكُلوُنَ الرِّبَا لاَ يَقُومُونَ إِلاَّ كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَن جَآءَهُ مَوْعِظَةُُ مِّن رَّبِّهِ فَانتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللهِ وَمَنْ عَادَ فَأُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Orang-orang yang makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Al-Baqarah:275)

catatan kaki:

[174]. Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl.
Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan.
Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.
[175]. Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan.
[176]. Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.

Sebenarnya masih banyak lagi yang perlu kita pelajari, tapi ini udah terlalu panjang #versi saya.

Adabeberapa hal yang masih menjadi pertanyaan saya, semoga teman-teman bisa bantu. Salah satunya Penimbunan.
Jadi, misalnya saya membeli suatu barang yang nanti akan saya jual lagi pada saat lebaran misalnya, jadi saya membelinya 4 sampai 5 bulan sebelum lebaran dengan harga murah, dan menjualnya ketika lebaran dengan harga yang tinggi. itu bagaimana ya hukumnya??

Intinya sebuah keberhasilan itu harus dibarengi dengan ilmu dan ketaatan kita kepada Sang Pencipta. Ilmu yang akan menuntun kita agar tidak melenceng dari ajaran-Nya, agar rezeki yang kita peroleh berkah. jangan hanya tergiur dengan materi yang didapat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Ellious Grinsant mengatakan...

Ora et labora... berdoa dan berusaha dan menguatkan iman dan keinginan, karena jika ada kemauan maka akan ada jalan yang terbuka untuk kita untuk membuatnya menjadi berhasil.

ammie mengatakan...

:) YUP... seratus untuk anda :D...
makasi ya udah berkunjung ^_*

Followers