Tuhan tau apa yang kita butuhkan , bukan apa yang kita inginkan

.
RSS

her, you and me


Sebuah garis bernama suratan takdir telah memisahkan kau dan dia. Dilain hal garis itu pula yang mempertemukan kita. Saat dia yang kau cinta kini terbujur kaku dibalut kain putih. Langit mendung menghantarkan kepergiannya. Ditumpukan tanah merah kau simpan kesedihan yang teramat dalam. Kau duduk terkulai seperti tubuh tak bertulang. Jemarimu merengkuh batu nisan yang baru saja ditancapkan. Dari kejauhan ku pandangi lipatan muka yang tak beraturan Satu persatu khalayak meninggalkan pusara.. dan kau masih saja mematung diantara serakan bunga kamboja.

Aku berbisik pada angin yang berkeliaran. Mulai detik ini akan ku basuh segala dukanya. Apapun itu.

Waktu berlalu begitu cepat. Namun kesediahanmu tak kunjung berlalu. Hingga bisikan itu berhembus entah kemana.

Sebatang mimpi yang bergejolak disetiap lamunanmu. Sebait lagu yang setiap hari kau nyanyikan. Seuntaian senyum yang kau hadirkan di bibir tiptismu. Semua hanya untuknya.
Kini tak ada lagi ku dengar semua tentang mu yang dulu.

Kau masih duduk melamun. Tapi kali ini lamunan mu hanya sebatas kehampaan. Tak dapat kulihat tarian manjanya yang selalu hangat menyapamu.

Aku berpikir hanya dengan menjadi seperti dia aku mungkin bisa mengembalikan keceriaanmu.
Lalu ku kelabuhi waktu dengan sedikit meniru gerakannya. Menutupi jati diri untuk menggapai secerca harapan.

Tuhan.... bantu aku mengembalikan jiwanya. Yang kini entah pergi kemana. Bantu aku menemukan jiwanya kembali. Desah ku.

Aku harus mulai dari mana?

Yang aku tau wanita itu begitu anggun. Matanya yang teduh menghantarkan sebuah senyuman penuh kasih. Ia berbalut kain sutra disekujur tubuhnya Ia sangat suka memasak dan menyulam. Ia suka bernyanyi kecil ketika menyulam. Ia yang sering membuatkan syal hangat untukmu. Ia yang begitu istimewa dimatamu.

Ku mulai rajut apa-apa yang ku tau tentangnya. Ku bingkai dalam hati yang penuh harap.
Begitu mudah terlihat. Apa susahnya melakukan itu. Aku yang begitu angkuh mengulur kata-kata yang bisa saja sewaktu-waktu melilit urat leherku. .

Perjalanan ku sebagai bintang sebuah drama serial yang konyol hampir sempurna.
Tampa ku sadari seteguk air hadir di gurun sahara. Yaitu senyumanmu dan sebait lagu itu. Lagu yagn selalu kau nyanyikan untuknya.

Rasa penat seakan menguap kepermukaan.

Hingga suatu ketika kaupun sadar. Aku bukanlah dia yang kau cinta. Kaupun mengakhiri pertunjukan. Membuyarkan semua harapan.

Tuhan...terima kasih telah mengembalikan jiwanya, jiwanya yang dulu. Yang tak pernah anggap aku ada. Jiwa yagn tetap menggantungkan satu nama. Jiwa yang seutuhnya hanya untuknya. --Bukan aku.

Sekarang aku mengerti.Sampai kapanpun aku tetaplah aku. Dan dia tetaplah dia. Dan kau tetaplah kau. Yang tak pernah mencintaiku.

***

note : be your self...
mungkin kadang kita seolah ingin menjadi orang lain dengan alasan-alsan yang dibuat hanya untuk ego semata, atau keinginan semu. Ada kalanya menjadi diri sendiri itu menyakitkan tapi melegakan.
#semoga aku bisa tetap menjadi diri sendiri dan bersyukur atas segala kelemahan dan semua kekurangan ku :) semua pemberian ALLAH yang patut dijalani dengan sebaik-baiknya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Followers