Tuhan tau apa yang kita butuhkan , bukan apa yang kita inginkan

.
RSS

[big girl] Don't cry

take picture by google

Lagi-lagi tentang kamu,,,, kamu adalah salju putih yang tetap menempel di musim kemarau. Bergelantung di galaksi mimpiku. Bersemayan di taman impianku. Kamu.. ya kamu,,, Tentu saja kamu tak pernah tau itu. Karena kamu di sini hanya khayalanku saja.Well.. Bagaimana kabarmu?Aku??? Tertawalah sepuasnya jika keadaaanku terlihat lebih buruk dari yang kamu kira. Tenang saja, seperti biasa mengasihani diri bukan gayaku. Itu yang selalu kau ajarkan agar aku tidak lembek. Agar aku bisa sekuat baja.
---

"Boleh gue duduk di sini?"
Aisyah tak mengindahkan perkataan pemuda yang ada disampingnya. Tatapannya masih lurus kedepan mendengerkan ocehan kakak senior.
Selang beberapa menit pemuda itu duduk disampingnya.
"Hello..Bolehkan?? Tatapnya usil.
"Ia, kenapa sih? duduk tinggal duduk! Inikan bangku umum!" jawabnya sinis.
Pemuda itu kemudian mengeluarkan beberapa komik dan kemudian sesekali tertawa kecil.
Ai yang sebenarnya juga bete kemudian melirik bacaan pemuda tadi.
"Suka komik ya??"
Dengan sedikit angkuh pemuda tadi menjawab " Ya, begitulah.."
Kemudian terjadilah percakapan yang membuat mereka lupa tujuan mereka ke sini.
"Oya, nama gue aisyah"
"Muslimah banget ya?"
"Nama lu?"
"Nama gue suparjo"
"Ah,, masa? boong lu? coba gue liat KTP lu.."
"Emang nama penting yah.??"
"Yaiyalah..".
Lalu pemuda tadi menyodorkan KTPnya.
"Steve Ma...ma gelhans. Susah amat tu nama?"
"Hahaha..."
"Minta nomer hp boleh?"
"Lu ketik aja nomer lu di hape gue" Sambil menyodorkan bb.
Aisyah tampak kebingungan. Dia belum familiar dengan smart phone tersebut.
"Eh,,nomer lu aja deh nanti gue misscall".
"Besok lu pergi ama siapa?"
"Maksudnya?"
"Besokkan masih ada seminar terakhir di GBK."
"Waduh,,, gue gak tau jalan"
"Yaudah bareng gue aja yaa.."
"Oke."
---
Akhirnya pengarahan dari para senior selesai.
Mereka beringsut turun.
"Mau dianter gak?"
"Makasi, tapi gue dah minta jemput temen".
"Ohh..oke kalo gitu."

---
"Hei...ngelamun aja ai..." Doni menepuk punggung ai, membuncahkan lamunannya.
"He eh,,, udah selesai yah"
"Udah dari tadi honey... Ngelamunin apa sih?
Aiysah hanya terseyum. Merekapun berlalu. Meninggalkan sisa-sisa kenangan aisyah tentang masalalunya.


*Maaf jika terdapat kesamaan nama tokoh.









  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

8 komentar:

deadyrizky mengatakan...

aku komentarin judulnya dulu aja deh
menurutku semua orang boleh, bahkan wajib, nangis ya
soalnya nangis itu kan melembutkan jiwa

hima-rain mengatakan...

wow bagus sekali ceritanya..tapi terlalu singkat ya hehe

ammie mengatakan...

masih adakelanjutannya qo..hihihih

secangkir teh dan sekerat roti mengatakan...

sedang membaca sebuah fiksi yang menarik.. :)

salam hangat!

NF mengatakan...

hmm.. coba agak dipanjangin dikit pasti tambah ok :D

Outbound di Malang mengatakan...

Kunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
tetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D

Annur Shah mengatakan...

no comment lama tak bersuara disini say...

Annur Shah mengatakan...

oia jadi nangis deh.
Sesseorang menangis bukan krna cengeng, tapi karna ia terlalu lma bertahan dari keterpurukan /kesedihan masalahnya heheh

Followers