My girl... Bagaimana kabarmu? Maaf untuk kerenggangan yang ku ciptakan tampa berkompromi terlebih dahulu denganmu.
Menurut ku jika semakin banyak aku mengurai akan lebih rumit yang terjadi. Itu alasan mengapa aku tak pernah menjawab pertanyaan mu tempo hari.
Cukup dibatas-batas ini aku berdiri setengah tersungkur. Berusaha berpegang di pagar yang mulai rapuh digrogoti rayap.
Maaf atas hawa dingin yang ku hembuskan padamu. Yang mungkin membuat tulang mu ngilu. Tapi aku yakin api itu sekarang tak lagi membakarmu, tapi dialah penghangatmu. Jadi janga lagi jauhi api. Jangan lagi peduli aku. Karena kebahagiaanmulah yang utama disini. Sungguh.
Ya, jika ditanya kabarku memang tak begitu bagus, dan tak juga serius.
Maaf jika aku menutupi ini. Karena kepedulianmu itu membuat aku kembali mengusik mu.
Dunia ini terus berputar. Ingat itu.
Aku, ah,,siapalah aku.
Jangan terlalu berlebihan menilaiku. Karena aku seumpama pungguk yang mengharapkan bulan.
Dan kau adalah bulan yang hanya dapat ku pandang dibalik lensa yang kian basah.
Malam dingin semakin beku. Hingga derajatnya kian mengecil.
Malam ini terjadi gerhana bulan. Pancaran putih penuh diterpa cahaya kemerahan sang matahari. membuat kau semkin sejuk dan menabjubkan. Matahari itu kemudian mendekatkan bias cahayanya padamu. Kalian begitu sempurna.
Aku disini tertawa bersama ilalang yang bergoyang genit diterpa angin malam. Aku tertawa sembari membenahi benang-benang kepalaku yang simpang siur.
Aku akan selalu duduk disini datanglah kapanpun kau mau.... Jika kau merasa tak nyaman dengan cahaya datanglah padaku. Akan ku beritahu bahwasanya gelap itu tak selalu menyeramkan.
[my girl] gerhana bulan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
bgmn bs mngungkap prasaan hati sprt ini,,,sprt tiada ganjalan mngalunkn jemarimu,sprt muntahan yg keluar bgtu saja,,,tp bgtu apik dn trtata rapi,,,sungguh,,,
aku mngagumi goresanmu !( tdk ada mksd lain loh ,,,)
aku pengagum karya tulis,...
Posting Komentar