Tuhan tau apa yang kita butuhkan , bukan apa yang kita inginkan

.
RSS

padang bulan ( tanjong pandan)

pagi yang cerah, diawali dengan lembaran padang bulan kisah romantika kehidupan yang mengerikan kadang-kadang, begitu sepenggal kalimat yang diutarakan andrea hirata dalam buku dwiloginya yang mulai ku jelajahi sejak kemarin malam.

Dari awal mula terbitnya laskar pelanngi saya merasakan ada yang beda dengan sosok ini. aku mulai menjatuhkan butiran hati untuk mulai mengarungi kisah-kisahnya dalam bukunya yang spektakuler itu. Buku yang telah menyeruak kepelosok kerak bumi.

Dan kali ini ia kembali membuat mulut saya menganga hingga dengan ramah-tamah mempersilahkan lalat nakal itu mengintip gigi bolong saya.
Ini bukan rekayasa. menguak kisah nyata dipelosok negri ini.
Terpana kagum akan kehidupan para tokoh tentang kesederhanaan, kepolosan, perjuangan , kebahagian yang tak akan dirasakan orang-orang berbaju harum, berambut klimis, bersepatu licin bak prosotan tk *saking mengkilat dan licinnya*.

aku baru membaca di halman 35, tapi begitu banyak kata-kata yang tak terlupa dan sangat bagus untuk diingat.

"syalimah tak perlu dibelikan harta benda, baginya zamzami adalah hartanya yang paling berharga, melebihi segalanya. laki-laki sangat penyayang keluarga hingga syalimah tidak memerlukan harta apapun yang ada di dunia ini".

Aku benar-benar terhanyut dalam sebuah kisah pahit yang dikemas denga kantong transparan dan ringan.
Disini andrea mengisahkan tentang keluarga yang dikarunia 4 anak. Anak tertua bernama Enong. Bocah yang duduk dikelas 6 SD harus putus sekolah karena dampak predikat "anak yatim" yang kini ia sandang.
aku kembali mengaca di cermin bundar.Mencoba menggali kehidupan ku yang mungkin ada kesamaan dengan bocah malang itu, tepatnya sama-sama berpredikat "anak yatim".

Aku juga merasakan lirikan mata-mata iba saat mengantarkan papa keperistirahatan terakhirnya. Saat tenaga ini terkuras habis hingga tak kuat lagi mengayun langkah menuju rumah. Saat teman berduyun datang memberi seonggok ketegaran dan kekuatan.
Saat penglihatan mama nanar, saat adik ku tertegun kaku menyembunyikan diamond kehilangan.
Saat kursi meja di masukkan kedalam kamar, saat tikar dan karpet di perjajakan.

Dan menjalani hari-hari setelah itu tampa ayah. Seorang laki-laki tua pendiam, taat, tak modern, sederhana, gigih, rajin beribadah, tekun membaca dan satu hal yang membuat papa berbeda diantara kami. Ia seorang yang suka menulis. Apapun itu, dari hal terpenting hingga hal yang orang lain anggap sepele. Baginya semua penting. Karena hidup ini penting utnuk dimaknai. Diari bersampul biru muda bergambar seorang laki-laki duduk dikursi belajar.
Diari itu :") *lap ingus dulu*
Setelah aku dewasa aku baru terpikir ternyata papa tidak sekuno yang aku kira. hee

Beberapa hari setelah kepergian papa, mama membereskan perpustakaan papa(yang terdiri dari susunan papan yang ia buat sendiri disebelahnya dijadikan mama tempat penyimpanan perkakas ala ibu-ibu).
tumpukan buku-buku berdebu membuat aku sesak napas. tapi tak sia-sia aku menemukan harta karun papa. ya. Buku diarinya. Disana tertera tanggal kelahiran keluarga,pernikahan entah sapa saja (ga bisa disebutin satu-satu) waktu ia wisuda, naik kudo-kudo rumah, waktu aku masuk TK, waktu si anu pergi kejakarta, semua tertera ditinta hitam yang mulai dilunturkan waktu.

Hal ini yang membuat aku bersemangat untuk mulai menulis. apaun itu. akan aku tulis berharap kelak bisa mengahasilkan karya yang bermamfaat bagi umat. setidaknya bagi saya pribadi., menjadikan saya pribadi yang lebih baik. ingin mengukir senyum papa disurga. :)

aihhh... kenapa jadi melenceng dari pembahasan ya??
yah.. ga masalah , ibaratnya andera hirata di padang bulan, kisah enong diselangi dengan kejadian unik dan keadaan didalam komunitas masyarakat setempat dan untuk mempertajam plot cerita.

back to si Enong. gadis amat belia yang harus menaggung beban hidup yang amat berat. pergi merantau, untuk kali pertama berpisah dari keluarga. ibu dan ketiga adiknya dengan berat melepas kepergian enong.
ah..ingat kisah ku lagi kan? abis hampir sama dengan yang aku alami walaupun engga seberat yang dilalui si enong.
Aku semakin bersyukur dengan alur hidup yang TUHAN telah berikan untuk ku.
aku berjuta miliar lebih beruntung dibanding si enong.

Enong hilir mudik mencari pekerjaan. Dari penjaga toko, pergi pabrik-pabrik, pembantu rumah tangga semua pekerjaan itu dengan lembut menendangnya keluar.
tubuh mungil tapatnya kurus, dengan baju ala pergi mengaji, kerudung lusuh, bibir pias tak tersentuh lips gincu, dan wajah pucat basi kurang makan membuat merak berpikir ia tak akan kuat bekerja.
bagaimana kisah selanjutnya? apakah si enong mendapatkan pekerjaa? karena pencerahan alias receh pemberian ibunya semakin tiris.
apakah ia mampu bertahan hidup diperantauan sorang diri?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Followers