Tuhan tau apa yang kita butuhkan , bukan apa yang kita inginkan

.
RSS

Jose Rizal, calla lily dan sang putri

Susunan huruf terasa kelu diucapkan
Terseret-seret di ujung tembolok
Tersapu bersama makanan mengalir ke proventrikulus
Berlabuh di empedal
Mengendap dan membusuk disana

Ia mencoba menggores tinta putih dikertas putih
Menguraikan semua yang tak lagi bisa ditahan
Seperti lahar yang makin memencak dipucuk merapi
Cucuran bola – bola kristal membanjiri kertas
Membuyarkan goresan yang semakin semu

Digulungya kertas bersimbah air mata
Diselipkan pita berwarna putih
untuk pengikat setangkai bunga calla lily berwarna putih

di kepiknya gulungan itu disela kakinya
sejurus ia kepakkan sayap pemanasan
tak lama berseling ia melejit ke udara
menembus awan tipis
Mengitarari menara dan hinggap disana

Dari kejauhan tampak seorang putri tengah menyulam
Dengan baju anggun ia duduk dikursi menghadap kejendela
Sesekali ia melirik ke hamparan taman dan perbukitan
Bibirnya yang mungil terus bernyanyi merdu
Pipinya merona



Ia masih mematung di menara
Menerawang entah kemana
Lonceng berbunyi penanda jarum panjang tepat pada angka 12
Ia tersentak
Ia kembali mengepakkan sayap menuju sang putri
Berdiri di kusen jendela
Menunduk kaku

Sang putri tersenyum seperti lengkungan pelangi
Ia taruh sepucuk surat beserta bunga calla lily
Lalu terbang kearah barat
Bola kristal kembali berjatuhan menghujam bumi

“maafkan aku, putri “sesalnya

Sang putri membuka gulungan tercekik pita
Tampak kertas putih bersih
seserca goresan tak tampak disana
tak ada tanda-tanda kehidupan tinta
lalu ia mengambil bunga calla lily
dihirupnya hingga bau mengalir menjepit paru-parunya
tak lama berselang sang putri tersengap dengan mata terbelalak
meleleh dipermukaan marmer
terkapar tak bernyawa

Ia terus menerobos lorong awan
Hati yang berkecamuk membawabya berpusar menjauhi bumi
Melayang di atmosfer
Kepakannya mulai gentar
Sayapnya seakan mati rasa
Tubuhnya teromabang – ambing diterpa angin
Tampa basa-basi benda raksasa menyambar tubuhnya yang terkulai
Bulu-bulu putih berserakan seperti salju menyisihkan musim semi
Hamparan samudera menengadah menyambut kedatangannya

Satu bayangan
Satu senyuman
Satu hembusan
Hembusan terakhir...

“andai kau tau goresan yang mencoreng kertas itu , putri“

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
*jose rizal : nama burung merpati pengantar surat didlm dwilogi padang bulan dan cinta didalam gelas (andrea hirata)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Followers