Tuhan tau apa yang kita butuhkan , bukan apa yang kita inginkan

.
RSS

mozaik - mozaik kehidupan

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


Masa Lalu
Saya terlahir dari keluarga yang sederhana. Papa seorang pegawai negeri yang bekerja di Sekolah Dasar. Mama hanya ibu rumah tangga. Dan saya memiliki seorang adik. Sebenarnya saya mempunyai empat orang kakak, tapi Allah mengambilnya saat mereka masih kecil. Keluarga kecil ini mampu membuat saya bahagia. Apalagi ada nenek yang selalu menemani saya tidur. Masa itu saya dan adik termasuk anak yang lemah secara fisik. Sering sakit-sakitan hingga tidak diperbolehkan ikut kegiatan olahraga. Dan orang-orang menganggap saya tidak mampu melakukan sesuatu. Jika dalam permainan saya lebih sering menjadi anak bawang yang berarti tidaklah berperan dalam sebuah permainan tersebut. Membuat saya tidak percaya diri. Bahkan teman dekat saya dari TK perlahan menjauh tampa sebab, hmm mungkin karena memang saya tidak pandai bergaul.
Keadaan ini membuat saya selalu di manja, bergantung dengan orang lain terutama mama. Bahkan beliau tidak memperbolehkan saya membatu pekerjaan rumah.


Sampai ketika saya menginjak usia 14 tahun, papa di panggil yang Kuasa. Saat itu kehidupan saya berubah. Saya kemudian di pindahkan ke jakarta tinggal bersama kakak mama. Untuk pertama kalinya saya jauh dari mama.
Kehidupan jakarta yang keras, membuat saya sadar jika memanjakan anak berdampak tidak baik untuk perkembangannya. Saya mulai melakukan pekerjaan rumah, lebih berani menghadapi apapun.
Kepercayaan diri saya mulai timbul sedikit demi sedikit. Awal semester saya meraih peringkat dua. Banyak yang tidak menyangka, anak kampung seperti saya  mampu bersaing dengan anak-anak kota yang mungkin kualitas pemdidikannya lebih tinggi. Saya akui mereka sebenarnya lebih pintar, hanya saja mungkin agak malas belajar. Sedangkan saya dengan modal membaca dan saya terus mengulang pelajaran. Kuncinya hanya itu.


Setelah lulus sekolah, saya tidak bisa menyambung keperguruan tinggi. Padahal saya sangat berkeinginan untuk masuk STAN. Setidaknya saya ingin bergelar sarjana seperti papa. Tapi saya menyadari keadaan.
Hingga ada pekerjaan yang menghampiri. Dengan  gaji yang pas-pasan dan kadang diterima tidak tepat waktu saya sisihkan sedikit demi sedikit. Setahun kemudian saya mencari informasi tentang kuliah malam/karyawan. Saya mencari yang biayanya tidak terlalu mahal, mengingat tabungan saya yang seadanya itu.


Setelah memasuki awal kuliah, saya menemukan banyak kesulitan. Dalam membagi waktu antara bekerja dan kuliah. Belum lagi jurusan yang saya pilih benar-benar saya pelajari dari NOL. Dan ketika itu saya menemukan laki-laki yang (mungkin) kurang tepat yang menambah deretan masalah yang saya hadapi. Tapi saya berusaha meyakinkan Tuhan memberi kesulitan akan sepaket dengan kemudahan. Tuhan tidak pernah memberikan pilihan yang salah, Tuhan mempunyai rencana dibalik ini semua. Ada pepatah yang mengatakan bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Itu yang membuat saya terus bertahan.




Kehidupan Sekarang
(الحمد لله)
Saya sangat bersyukur, Allah masih memberikan nikmat yang tiada henti. Allah telah mengangkat predikat "penyakitan" didiri saya. Alhamdulillah saya sudah mulai pecaya diri dan mampu bersosialisasi. Alhamdulillah kini saya sudah di penghujung semester.  Alhamdulillah Allah memberikan saya pekerjaan yang lebih baik, teman-teman yang baik, dan seorang pria yang baik yang menerima saya apa adanya saya :). Dan tampa disangka sekarang saya mempunyai seorang uda(abang) yang menyayangi saya dan terus memberikan dukungannya, semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir :) . Rasa syukur yang tak mampu saya ungkapkan.
Saya ingin selalu optimis, saya ingin menjadi seseorang yang berguna untuk orang lain :)  


"Percayalah kawan, Tuhan mendengar do'a kita, walaupun hanya berucap dalam hati, percayalah Tuhan akan mengabulkan disaat kita mungkin sudah lupa dengan do'a tersebut. Tuhan punya berbagai cara untuk membuat kita bahagia"


Cita-Cita
Dulu saat di Sekolah Dasar, saat guru bertanya tentang cita-cita, saya masih bingung, cita-cita itu apa? 
Kata bu guru jika sudah besar kamu mau jadi apa? Oh.. Astronot, hanya itu yang terlintas dipikiran saya. Karena enak jadi astronot bisa liat bintang dari dekat. Ketika membantu papa mengoreksi tugas muridnnya, saya ingin jadi guru. Melihat dulu saya dan adik sakit-sakitan. terutama adik yang mengidap asma hingga kinipun masih sering kambuh. Saya ingin jadi dokter, menyembuhkan penyakit adik. Tapi setelah saya tau biaya menjadi dokter tidaklah sedikit. Jadi ini hanya tinggal cita-cita masa kecil. 
Cita-cita saya sekarang, ingin menjadi penulis, guru dan bisnis women*weleh,,banyak banget yah... :P


Harapan Masa Depan
Harapan saya ingin berkumpul lagi bersama mama dan adik, menemani mama melalui masa tuanya. Harapan saya Allah menyembuhkan penyakit adik saya. Saya juga berharap sidang akan berjalan lancar, saya lulus dengan nilai yang baik. Dan saya ingin membuka usaha, Membuka tempat bimbel, mempunyai sebuah panti asuhan dan panti jompo. Walapun tidak sampe membangun panti, yang jelas saya ingin membantu anak-anak yatim piatu dan terlantar, menampung nenek-nenek yang mengemis dijalanan. Saya ingin menikah, menjadi seorang istri dan ibu yang baik bagi anak-anak saya. Berharap keimanan dan ketaqwaan saya bertambah setiap detiknya. AMIN... :)
Dan saya  percaya setiap niat baik akan selalu berbuah baik.  Apalagi sudah dibuktikan dengan tindakan nyata.


"Tulisan ini diikutsertakan dalam GiveAway Cah Kesesi AyuTea yang diselenggarakan oleh Noorma Fitriana M. Zain".





"Happy b'day dan salam kenal sebelumnya :) terima kasih ya sudah mengadapakan GA yang berkualitas seperti ini :) dengan menulis ini, mengingatkan saya betapa Allah Maha Pemurah, begitu banyak nikmat yang mungkin kadang saya tak sadari. :) Terima kasih dan sekali lagi Happy B'day kawan.. semoga sehat dan bahagia selalu :)






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Noorma Fitriana M. Zain mengatakan...

terimakasih atas partisipasinya lho :D
sudah terdaftar :D

Followers